9 Fakta Tentang Bandung Yang Tidak Banyak Diketahui
1. Dulu Bandung itu adalah sebuah Danau Purba Raksasa
Tahukah Sobat? Bandung itu dulunya adalah sebuah Danau Purba Raksasa yang terbentuk sekitar 210.000 hingga 105.000 silam dari letusan dahsyat Gunung Sunda. Hasil dari letusan Dahsyat tersebut menyumbat aliran sungai Citarum dan menggenangi cekungan Bandung hingga menciptakan suatu Danau Purba yang luas.
Kedalaman Danau Purba ini rata-rata sekitar 20-30 hingga meter dengan titik terdalam berada di kawasan Baleendah kini. Lahirinya Dongen Sangkuriang yang begitu populer di Jawa Barat sangat bertalian erat dengan peristiwa ini.
Bandung Memiliki Temuan Manusia Purba
Di sekitaran Cipatat di antara perbukitan kapur sepanjang Jalan Raya Bandung-Cianjur sobat akan menemui sebuah goa bernama Goa Pawon. Sejak tahun 2000 sudah sekitar 9 kerangka manusia purba ditemukan disana. Usia kerangka manusia purba itu berkisar 10.000 hingga 6000 tahun lalu.
Konon banyak peneliti percaya bahwa kerangka manusia adalah leluhur urang Bandung dan urang Sunda. Kini kerangka asli dari manusia purba itu disimpan di Balai Arkeologi Bandung.
Bandung Juga Punya Candi Loh!
Meskipun selama masa Hindu-Buddha daerah Bandung dan sekitarnya sama sekali tidak diketahui dan minim informasi terkait wilayah ini. Tapi menariknya terdapat dua temuan Candi peninggalan Hindu-Buddha di wilayah ini.
Dua Candi itu bernama Candi Bojongmenje yang ditemukan di Rancaekek dan Candi Bojongemas di sekitaran Daerah Aliran Sungai Citarum di Solokan Jeruk. Namun cukup memprihatinkan kondisi kedua candi itu sangat tidak terawat.
Usia Bandung Telah 300 Tahun
Orang seringkali mengira bahwa Bandung didirikan pada tahun 1811. Padahal tahun itu bukanlah tahun pendirian Bandung secara keseluruhan akan tetapi tahun pendirian Kota Bandung. Bandung secara keseluruhan telah ada lebih tua dari itu tepatnya sejak 20 April 1641.
Bandung saat itu merupakan sebuah Kabupaten yang diciptakan oleh penguasa Mataram Islam sesaat setelah pecahnya pemberontakan Dipati Ukur di Jawa Barat
Dayeuhkolot Adalah Pusat Kota Bandung Dahulu
Setelah peresmian Kabupaten Bandung oleh penguasa Mataram pada tahun 1641, Bupati Bandung saat Tumenggung Wiranguangun memilih Krapyak atau Dayeuhkolot kini sebagai pusat pemerintahannya.
Tapi di tahun 1811, pusat kota itu dipindahkan ke kawasan Jalan Asia-Afrika kini. Ada beragam alasan pemindahan itu seperti sering banjirnya daerah Krapyak saat itu hingga letak Krapyak yang tidak strategis sebab tidak dilalui oleh Jalan Raya Pos.
Read More: Potret Kawah Putih Ciwidey Dari Masa ke Masa
Orang Asing Sempat Dilarang Masuk Bandung
Selama masa VOC hingga tahun 1871 di bawah Pemerintahan Hindia-Belanda, Bandung sempat menjadi wilayah penerapan Preangerstelsel. Preangerstelsel adalah sebuah sistem tanam paksa penanaman kopi kepada masyarakat oleh pemerintah kolonial di kawasan Priangan. Untuk lebih memfokuskan sistem ini di Bandung, pemerintah kolonial sempat selama 25 tahun melarang orang asing berkunjung ke Bandung.
Namun karena terus mendapat kecaman dari kaum liberal di negeri Belanda, tahun 1852 orang asing kembali diperbolehkan memasuki Bandung.
Hingga Akhir Abad-ke 19 Bandung Adalah Kota Yang Sepi
Hingga akhir abad ke-19 Bandung masih merupakan wilayah sunyi dan sangat sepi penduduk. Hal itu tidak lepas dari wilayahnya di pedalaman dan kontur geografisnya yang bergunung-gunung dan hutan hujan tropis yang lebat. Belum di masa itu di sekitaran Bandung masih mudah ditemui beragam binatang buas seperti Harimau, Badak, Macan Tutul, dll.
Dan yang lebih menakutkan lagi ialah masih maraknya penyamun serta begal. Jalan Braga saja dulu karena saking sepinya dinamakan Jalan Culik. Begitu juga jalan Dago yang awalnya dari padago-dago atau saling menunggu untuk bepergian bersama karena wilayahnya menyeramkan
Bandung Sempat Akan Menjadi Ibukota Hindia-Belanda
Batavia ibukota Hindia-Belanda saat itu sudah sangat tidak layak menurut orang-orang Belanda. Oleh karenannya mereka berencana memindahkan ibukota Hindia-Belanda ke daerah lain. Di awal abad ke-20 santer terdengar Bandung lah yang terpilih dalam perencanaan itu. Oleh karenanya sejak dekade itu Belanda mulai secara perlahan membangun Bandung. Maka mulailah Bandung menjadi sangat maju dan ramai.
Namun krisis ekonomi dunia yang menguncang di tahun 20-an hingga tahun 30 memupuskan rencana itu. Hingga Hindia Belanda runtuh di tahun 1942 Bandung tidak pernah dipilih menjadi ibukota Hindia-Belanda.
Kota Pergerakan
Selama masa perjuangan menuju kemerdekaan Bandung boleh dibilang sebagai salah satu kota pergerakan. Sebab musabab begitu juga banyak peristiwa bersejarah dan para pelaku sejarah Indonesia sempat berjuang disini. Sebut saja rapat raksasa Sarekat Islam di tahun 1916, pendirian Partai Nasional Indonesia (PNI), dll. Berbagai tokoh pergerakan nasional pun sempat tinggal disini seperti Ciptomangun Kusumo, Sukarno, Syahrir, Dewi Sartika, Otto Iskandardinata, Mohammad Natsir, dll.