Ali Sadikin, Orang Sunda yang Jadi Gubernur DKI Jakarta Paling Legendaris
RomansaBandung.com – Rasanya hingga detik ini tiada seorang pun mantan Gubernur DKI Jakarta yang begitu dikenang akan prestasinya melebihi Ali Sadikin.
Betapa tidak saat pertama kali memimpin ibukota Indonesia itu Ali Sadikin mewarisi setumpuk masalah yang sangat rumit. Jakarta saat itu lebih terlihat sebagai sebuah perkampungan raksasa dibandingkan sebuah kota metropolitan yang maju.
Namun dalam waktu 10 tahun di bawah kepemimpinan Ali Sadikin seluruhnya berubah Jakarta tumbuh sebagai sebuah kota metropolitan.
Beragam infrastruktur pendidikan, jalan, dan fasilitas publik dibangun. Ali Sadikin juga mampu meningkatkan pendapatan kota secara pesat.
Lantas siapa Ali Sadikin dan bagaimana dia mampu membangun Jakarta?
Menak Sumedang
Ali Sadikin lahir pada tanggal 7 Juli 1926 di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Ayahnya Raden Sadikin masih termasuk keluarga Menak atau Bangsawan Sunda.
Ia mengawali karirnya sebagai seorang perwira militer angkatan laut. Dia juga sempat ikut bertempur selama masa revolusi kemerdekaan Indonesia.
Setelah kemerdekaan Ali Sadikin aktif sebagai prajurit angkatan laut. Dia banyak terlibat dalam operasi penumpasan PRRI dan pembebasan Irian Barat.
Di tahun 1962 hingga 1965, Presiden Sukarno sempat menempatkannya ke dalam kabinet sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dan Menteri Perhubungan Laut.
Sebagai Gubernur DKI Jakarta
Presiden Soekarno di tahun 1966 menunjuk Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta. Soekarno percaya kepadanya oleh karena Ali memiliki watak dan kemauan yang keras. Menurut Sukarno Jakarta sangat memerlukan pemimpin semacam Ali.
Pilihan Soekarno memang tidak salah. Ali nyatanya dikenal sebagai sosok yang visioner dan inovatif dalam memimpin Jakarta, dengan membawa perubahan signifikan dalam infrastruktur, pendidikan, dan budaya kota.
Di masa-masa awal Ali menjabat, Jakarta masih memiliki banyak sekali masalah, seperti kemiskinan, ketidakmerataan pembangunan, dan pengangguran.
Membangun Jakarta
Sebagai gubernur, Ali Sadikin melakukan banyak perubahan yang signifikan dalam bidang pembangunan infrastruktur, seperti membangun jembatan-jembatan, memperbaiki sanitasi, serta mengembangkan sistem transportasi kota.
Ia juga memperhatikan bidang pendidikan dengan membangun sekolah-sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan di Jakarta.
Kegiatan-kegiatan tersebut berhasil menarik perhatian masyarakat dan turut memperkaya kehidupan budaya kota.
Selain itu, Ali Sadikin juga dikenal sebagai penggagas berbagai event budaya yang menjadi agenda rutin. Salah satu yang paling terkenal ialah Pekan Raya Jakarta.
Ali juga seorang yang peduli pada nasib sastrawan dan seniman. Di masa kepemimpinannya lah Taman Ismail Marzuki diresmikan.
Setelah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama dua periode, Ali Sadikin kemudian berhenti sebagai Gubernur DKI Jakarta di tahun 1977.