Asal Usul Kota Bandung Dalam Satu Dialog Ringan
RomansaBandung.com – Dalam sebuah keputusan pemerintahan Hindia Belanda yang dikeluarkan pada tanggal 25 September 1810, Kota Bandung diumumkan sebagai ibu kota Kabupaten Bandung. Sejak saat itu, tanggal 25 September diperingati sebagai hari berdirinya Kota Bandung.
Sekarang, mari kita gambarkan sejarah Kota Bandung melalui suatu dialog percakapan.
Berikut adalah narasi dialog berdasarkan informasi sejarah yang diberikan:
Louis Napoleon: (Seorang pejabat tinggi Prancis)
Herman Willem Daendels: (Gubernur Jenderal Hindia Belanda)
R.A. Wiranatakusumah II: (Bupati Bandung ke-6)
Sejarah Kota Bandung Dalam Dialog Ringan
Peperangan Napoleon tengah melanda Eropa. Negeri Belanda jatuh ke tangan pasukan Napoleon dengan cepat. Belanda menjadi wilayah yang dikuasai oleh Perancis, dan hal yang serupa terjadi di Jawa, yang pada saat itu merupakan koloni Belanda yang juga tunduk di bawah kekuasaan Perancis. Napoleon Bonaparte menunjuk saudaranya, Louis Napoleon, sebagai pemimpin Belanda beserta wilayah jajahannya.
Louis Napoleon: (Tahun 1806) Selamat datang, Daendels. Saya menunjuk Anda sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.
Herman Willem Daendels: Tentu, Sir. Saya percaya bahwa mobilisasi darat akan lebih efektif dalam menghadapi ancaman Inggris yang kuat di laut. Kami perlu membangun infrastruktur yang memungkinkan kami bergerak cepat.
Louis Napoleon: Saya setuju. Lalu, bagaimana rencananya?
Herman Willem Daendels: Saya memiliki ide untuk membangun Jalan Raya Pos yang membentang dari Anyer hingga Panarukan, sepanjang 1000 kilometer. Ini akan memudahkan mobilitas pasukan dan memperkuat pertahanan kami.
Louis Napoleon: Sangat baik, Daendels. Lakukan itu.
Jalan Raya Pos melintasi karesidenan Priangan tapi Daendels berfikir ibukota Karesiden itu Bandung letaknya terlalu jauh dari Jalan Raya Pos.
Daendels lantas meminta Bupati Bandung, R.A Wiranatakusumah untuk memindahkan pusat kota Bandung ke wilayah yang lebih dekat dengan Jalan raya Pos.
Herman Willem Daendels: Selamat pagi, Bupati Wiranatakusumah. Saya ingin berbicara tentang pemindahan pusat kota Bandung.
R.A Wiranatakusumah: Selamat pagi, Bapak Daendels. Tentu, apa yang ingin Anda bicarakan?
Herman Willem Daendels: Saya telah memperhatikan bahwa Jalan Raya Pos melintasi Karesidenan Priangan, dan menurut saya, pusat kota Bandung yang berada di Krapyak terlalu jauh dari jalan itu.
R.A Wiranatakusumah: (mengangguk) Ya, memang benar. Namun, Krapyak telah menjadi pusat pemerintahan kami selama bertahun-tahun.
Herman Willem Daendels: Saya mengerti sejarahnya, tetapi untuk tujuan efisiensi terutama pertahanan Pulau Jawa, saya ingin mengusulkan agar pusat kota Bandung dipindahkan ke wilayah yang lebih dekat dengan Jalan Raya Pos.
R.A Wiranatakusumah: Saya setuju dan saya dapat mencari lokasi yang lebih strategis dan mulai merencanakan perpindahan secara bertahap. Ini akan membantu kami dalam pengembangan infrastruktur dan perdagangan.
Pemindahan Pusat Kota Bandung
Tak berapa lama Bupati Bandung Wiranatakusumah berhasil menemukan suatu tempat di dekat Cikapundung yang sangat cocok untuk pusat kota Bandung yang baru.
Bupati melapor pada Daendels dan Dia lantas mengunjungi tempat itu.
Herman Willem Daendels: (Mengunjungi lokasi pembangunan) Ucapan Daendels yang terkenal adalah: “Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd” (Usahakan, bila saya datang kembali ke sini, sebuah kota telah dibangun).
R.A Wiranatakusumah: Saya memilih lokasi di dekat Sumur Bandung, yang berarti sumur yang berpasangan. Kedua sumur ini berada di tepi barat Sungai Cikapundung.
Herman Willem Daendels: Bagus, ini akan menjadi kota yang strategis.
R.A Wiranatakusumah: Jika Tuan Daendels setuju saya akan segera memindahkan pusat kota Bandung dan kita akan membangun Pendopo, Masjid Agung, dan pasar sesuai dengan konsep tata ruang tradisional.
R.A. Wiranatakusumah: Kota baru kami akan menghadap ke Gunung Tangkuban Parahu, yang merupakan simbol kepercayaan sejarah masyarakat Sunda.
Pada tahun 1810, Kota Bandung resmi menjadi ibu kota Kabupaten Bandung berdasarkan besluit pemerintahan Hindia Belanda. Dan pada masa Bupati R.A. Wiranatakusumah IV, ibu kota Karesidenan Priangan dipindahkan ke Bandung.