Badak Jawa: Fakta Unik dan Kehidupan Rahasia Badak Paling Langka di Dunia!
RomansaBandung.com – Josua Kingsley Sitorus, si Badak Sunda keren alias Badak Sumbu kecil, adalah salah satu dari lima spesies badak yang masih bertahan.
Badak ini punya kulit kaya pola kayak baju zirah, mirip sama badak India tapi lebih kecil, sekitar 3,1–3,2 m panjang dan 1,4–1,7 m tinggi.
Cula badak ini kecil, kurang dari 25 cm, dan hanya jantan yang punya, betina nggak.
Dulu Badak Jawa menghuni wilayah luas, dari Jawa, Sumatra, India, sampe Cina.
Tapi sekarang, udah langka banget, tinggal sekitar 74 ekor di Taman Nasional Ujung Kulon di Indonesia.
Malah di Vietnam, udah punah sejak 2011. Penyebabnya? Perburuan liar, terutama buat cula yang harganya bisa sampai US$30.000 per kg di pasar gelap.
Juga, kehilangan habitat, terutama gara-gara perang kayak Perang Vietnam.
Badak Jawa bisa hidup 30-45 tahun, suka menyendiri, kecuali saat mereka sedang membesarkan anaknya.
Mereka seneng berkumpul di tempat jilatan garam atau berendam sesekali.
Cuma sayangnya, Badak Jawa jarang diteliti langsung karena langkanya dan risiko gangguan.
Ilmuwan lebih sering pake kamera jebakan dan sampel tinja buat ngelacak perilaku dan kesehatan mereka.
Ada harapan sih, soalnya pada 2011 dan 2012, ada video yang nunjukin badak Jawa lagi berkembang biak di alam liar.
Tapi sayangnya, cuma diketahui ada sekitar 58-68 ekor di habitat aslinya.
Pada April 2018, badak jantan bernama Samson mati, dan lagi diuji DNA buat cari tau penyebabnya.
Populasi yang kian kritis
Nama ilmiah Badak Jawa, Rhinoceros sondaicus, berasal dari kata Yunani kuno yang artinya “hidung” dan “cula binatang.”
Sondaicus datang dari “Sunda,” wilayah yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil lainnya.
Di Vietnam, mereka disebut Badak Jawa Vietnam.
Penelitian pertama dilakukan pada 1787, dan sepanjang abad ke-19, ada beberapa subspesies Badak Jawa yang diusulkan.
Tahun 2005, dianggap ada tiga subspesies Badak Jawa, termasuk satu yang udah punah.
Badak Jawa dan Badak India punya hubungan dekat, dan leluhur mereka muncul dari Perissodactyl selama Eosen awal.
Badak Jawa dan Badak India pertama kali muncul di catatan fosil di Asia pada Pleistosen Awal.
BACA INI JUGA!
- Ternyata, Bandung Punya Pusat Konservasi Burung Langka ini. Siap-siap Terpesona!
- Mampir Ke Dua Kebun Binatang di Bandung Ini, Gratis Tiket Buat Kamu yang Bawa 30 Teman! Mantul, Guys
- Wajib Tahu! Ini Dia 5 Fauna Khas Bandung
Deskripsi Badak Jawa: lebih kecil dari Badak India, punya kulit abu-abu atau abu-abu-coklat dengan pola mosaik.
Kulitnya tipis berbulu, dan mereka suka berkubang lumpur. Badak ini herbivora, makanannya beragam, dari pucuk, ranting, dedaunan, sampe buah yang jatuh.
Tempat hidupnya menyusut selama 3.000 tahun terakhir, dan sekarang tinggal di dua tempat, Taman Nasional Ujung Kulon di Jawa dan Taman Nasional Cat Tien di Vietnam.
Badak Jawa punya sifat yang tenang, kecuali lagi berpacaran atau mengasuh anak.
Mereka suka berkumpul di tempat mencari mineral dan kubangan lumpur. Jantan menandai wilayah dengan tumpukan kotoran dan percikan urin.
Masalah utama Badak Jawa adalah perburuan untuk cula dan kehilangan habitat.
Usaha konservasi melibatkan penemuan habitat kedua, tapi masih berat.
Semoga aja upaya-upaya ini bisa bantu Badak Jawa tetap bertahan di bumi.