Bandara Husein Sastranegara: Dari Lapangan Terbang Militer Belanda Hingga Lapangan Udara TNI
RomansaBandung.com – Bandara Husein Sastranegara, sebuah tempat yang mengandung sejarah panjang dan makna yang mendalam.
Awalnya dikenal sebagai Lapangan Terbang Andir pada masa pemerintahan Hindia Belanda, bandara ini telah mengalami transformasi yang luar biasa hingga menjadi apa yang kita lihat hari ini.
Nama Husein Sastranegara diabadikan untuk menghormati seorang pahlawan dari udara, seorang pilot militer AURI yang gugur dalam latihan di Yogyakarta pada tanggal 26 September 1946.
Bermula dari Lapangan Terbang Andir Milik KNIL
Pada tahun 1920, Belanda menciptakan fondasi dengan mendirikan lapangan terbang bernama Luchtvaart Afdeling atau Vliegveld Andir.
Selanjutnya, masa penjajahan Jepang menyaksikan lapangan terbang ini digunakan sebagai basis Pasukan Udara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang hingga tahun 1945.
Setelah kemerdekaan Indonesia, peran lapangan udara berubah, mengalami periode vakum dari tahun 1945 hingga 1949.
Pada tahun 1969 hingga 1973, lapangan udara ini dikuasai oleh AURI sebagai pangkalan militer sebelum akhirnya pada tahun 1973 dibuka untuk penerbangan komersial.
Bandara Husein Sastranegara membawa kita melintasi lintasan bersejarah.
Pada tahun 1974, aktivitas penerbangan komersial secara resmi dimulai dengan berdirinya kantor Perwakilan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dan Stasiun Udara Husein Sastranegara Bandung menjadi pusat kegiatan ini.
Peningkatan signifikan juga terjadi pada tahun 1983, ketika berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan, status Pelabuhan Udara ditingkatkan menjadi kelas II, menggambarkan komitmennya untuk memberikan pelayanan berkualitas.
Tapi perjalanan ini belum selesai. Pada tahun 1994, kepemilikan Bandara Husein Sastranegara dialihkan dari Departemen Perhubungan kepada PT Angkasa Pura II, melanjutkan misi untuk menyediakan fasilitas penerbangan yang canggih dan efisien.
Bandara ini menjadi pintu gerbang menuju keajaiban dan kenyamanan yang dijanjikan oleh perjalanan udara modern.
Dengan landasan sejarahnya yang kuat dan semangat untuk terus berinovasi, Bandara Husein Sastranegara adalah bukti bahwa waktu tidak hanya meninggalkan jejak di tanah, tetapi juga di langit yang luas.