Bandung Raya FC: Klub Bandung yang Selalu Jadi Rival Berat Persib Bandung
RomansaBandung.com – Bandung Raya boleh dibilang klub Bandung lain yang prestasinya hampir mampu menyaingi Persib Bandung.
Berdiri sejak tahun 1987, Bandung Raya mampu menjuarai liga Indonesia 1995-1996 dan menjadi finalis 1996-1997 serta semi final Liga Indonesia 2014 saat mereka bangkit kembali dengan nama Pelita Bandung Raya.
Kurang Bersinar di Fase-fase Awal
Klub ini berdiri dengan inti pemain dari klub PS UNI, yang dipimpin oleh pelatih hebat, Risnandar, yang juga merupakan mantan pemain Persib dan tim nasional.
Para sesepuh UNI, seperti H.R.A Marzuki, Nugraha Besoes, dan Syamsudin Curita, menjadi pionir berdirinya klub ini. Kemudian, pimpinan Bandung Raya diserahterimakan dari Syamsudi Curita ke Soeheod Warnaen.
Perjalanan Bandung Raya di kompetisi Galatama cukup berliku-liku, dengan beberapa pelatih berganti tangan. Meskipun prestasinya kurang bersinar, musim kompetisi 1988/1989 menjadi sorotan saat Bandung Raya berhasil menempati peringkat 7 dari 18 peserta dan menyabet top skor melalui Dadang Kurnia.
Ketika era kompetisi Galatama berakhir, Bandung Raya hampir menghadapi likuidasi akibat kesulitan dana.
Namun, berkat dukungan dari ketua PSSI Jabar, Ukman Sutaryan, klub ini tetap bertahan dan berkompetisi dalam musim perdana Liga Indonesia 1994/1995.
Berjaya di Era Awal Liga Indonesia dan Sempat Bubar

Dengan manajer Tri Goestoro, Bandung Raya mengalami transformasi menjadi kekuatan baru yang dihormati lawan-lawannya.
Diperkuat oleh para pemain tenar seperti Heri Kiswanto, Ajat Sudrajat, Hermansyah, Peri Sandria, serta Nuralim dan M. Ramdan yang berasal dari tim PON Jabar 1996, Bandung Raya menjadi pesaing tangguh di Liga Indonesia.
Pada musim perdana Liga Indonesia, Bandung Raya berhasil mencapai babak 8 besar, meskipun terhenti di sana.
Namun, Peri Sandria berhasil menyabet gelar top skor dengan koleksi 34 gol, sebuah rekor yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Kemudian, pada musim berikutnya, Bandung Raya bergabung dengan Mastrans dan berubah menjadi Mastrans Bandung Raya.
Dengan slogan “Kagok Edan Juara Sakalian,” tim ini berhasil meraih mahkota juara Liga Indonesia 1995/1996, dan Dejan Glusevic menyandang gelar top skor dengan 30 gol.
Musim tersebut menjadi puncak prestasi Bandung Raya.
Pada Liga Indonesia 1996/1997, Bandung Raya kembali menembus Grand Final, namun kali ini mereka harus mengakui keunggulan Persebaya.
Meski begitu, Nuralim dinobatkan sebagai pemain terbaik. Sayangnya, setelah beberapa musim bersinar, Bandung Raya menghadapi likuidasi dan menghilang dari panggung sepak bola nasional.
Bangkit Kembali di Tahun 2012 dan Menembus Semifinal

Pada tahun 2007, Bandung Raya bangkit kembali dan tampil di kompetisi Divisi III.
Namun Bandung Raya tetap saja belum bisa bangkit.
Kebangkitan mereka mulai terjadi berkat gebrakan Pemilik saham Bandung Raya, Ari D. Sutedi yang mengakuisisi seluruh saham Pelita Jaya FC dan mengubah namanya menjadi Pelita Bandung Raya.
Bandung Raya kembali beraksi di Liga Super Indonesia sejak musim kompetisi 2012/2013.
Awalnya mereka hampir saja mengalami degradasi sebelum kemenangan atas Persikabo di Play-off menyelamatkan muka mereka.
Barulah di tahun 2014 dengan beberapa pemain kenamaan seperti Bambang Pamungkas, T.A Musafri, Dennis Romanov dan Pelatih mereka Dejan Antonic.
Pelita Bandung Raya mampu menembus semifinal Liga Indonesia sebelum mereka dikalahkan Persipura dengan skor 2 – 0.
Bahkan Persib Bandung, rival sekota mereka yang saat itu jadi kampiun kompetisi ini sering keteteran apabila berhadapan dengan Pelita Bandung Raya.
Kembali Bubar dan Menjadi Madura United
Di kompetisi berikutnya Pelita Bandung Raya sempat mengalami kesulitan keuangan kembali. Mereka lantas memutuskan merger bersama Persipasi Kota Bekasi.
Namun tak lama kemudian, Pelita Bandung Raya kembali dijual dan bertransformasi menjadi Madura United.