Romansa Bandung

Cermin (Cerita Nyeremin) Chapter 1

Cermin

“Tetapi, tiba-tiba kepalaku berputar 180 derajat di cermin itu.”

RomansaBandung.com – Entahlah, sejak kapan cermin di kamar mandi pojok rumah kakek ku selalu di tutup kain yang usang.

Sejak usiaku genap lima tahun Paman dan bibiku hanya mewanti-wanti agar jangan pernah bercermin ketika selesai mandi.

Aku seorang mahasiswa yang selalu berpikir logis dan penasaran selalu saja terbersit rasa ingin tahu yang ku tahan selama ini dalam dada.

Bagiku cermin merupakan media untuk memastikan kesiapan penampilan wajahku untuk memantaskan diri sebelum  bersiap menyambut hari.

Namun, Paman dan bibiku sudah terlebih dulu memasang cermin lain di kamar ku untuk keperluan menata diri setiap hari.

Pikirku itu hanya sekedar pengalihan saja agar aku tak pernah bercermin di kamar mandi tua pojok rumah ini. 

Demikian juga dengan ayah dan ibuku mereka selalu berkata hal yang sama ketika aku kecil.

Seolah mereka semua telah merancang sebuah konsep afirmasi yang kuat seiring berjalannya tumbuh dan berkembangnya diriku.

Hingga, suatu ketika saat dimana aku pulang malam selesai kuliah.

Tubuhku rasanya gerah dan keringat membanjiri kerah dan bagian ketiak bajuku.

Aku pun memutuskan untuk segera mandi saat itu juga.

Byurrr…segarnya air di rumah ini memang luar biasa.

Kebiasaan ku setelah mandi selalu menggunakan facial foam untuk menyegarkan kembali rona wajah ku.

Saat itu aku pun bercermin di kamar mandi itu dan seakan lupa semua omongan-omongan penghuni rumah ini.

Aku pun asyik meratakan facial foam sedikit demi sedikit.

Bayanganku di cermin mengikuti setiap gerakanku.

Tetapi, tiba-tiba kepalaku berputar 180 derajat di cermin itu.

Spontan, aku pun langsung berlari tanpa membilas wajahku. Sejak saat itu aku pun enggan mandi lagi di situ.

Cimahi, Rabu 27 Juli 2022

(Antologi CERMIN)