Romansa Bandung

Dari Bendung Lahirlah Bandung, Legenda Asal Mula Bandung

Cekungan Bandung (id.wikipedia.org)

“Legenda berkisah Bandung terlahir dari dibendungnya Sungai Citarum guna menggenangi Cekungan Bandung yang penuh lahar Gunung Tangkubang Perahu oleh seorang sakti mandraguna bernama Wira”

RomansaBandung.com – Sobat Romansa Bandung barangkali sobat sekalian telah mengetahui bahwa Bandung dahulu kala adalah suatu Danau Purba Raksasa. 

Lantas dalam suatu masa air dari danau itu mengering secara perlahan. Keringnya danau itu menciptakan cekungan yang luas dengan endapan tanah yang sangat subur. Berkat suburnya tanah itu mulailah manusia secara perlahan tinggal dan mendirikan pemukiman disana.

Namun saat itu tiada seorangpun yang mampu menjelaskan bagaimana air dari Danau Bandung Purba itu bisa surut dengan seketika. Hingga terciptalah suatu mitos sebab musabab mengapa air dari Danau Bandung Purba itu mengering.

Kisah Empu Wisesa dan Dua Orang Muridnya

Kawah Gunung Tangkuban Perahu

Konon di suatu masa hidup seorang yang teramat sakti Mandraguna bernama Empu Wisesa bersama dengan seorang anak perempuannya yang cantik jelita bernama Sekar.

Mereka tidak hidup berdua. Ada dua orang murid Empu Wisesa yakni Jaka dan Wira. Keduanya telah hidup bersama sang Guru sejak anak-anak. 

Namun dua orang muridnya itu memiliki sifat yang amat berlainan. Wira, salah seorang muridnya yang berbudi perkerti paling baik serta seorang terampil dan giat berlatih. Sedangkan Satu muridnya lagi Jaka, seorang pemuda yang sangat pemalas dan senang bermain-main.

Seiring waktu berjalan Jaka ternyata menaruh hati pada Sekar anak dari Empu Wisesa. Tanpa pikir panjang Jaka mengungkapkan perasaannya itu kepada Empu Wisesa. 

Tapi toch cinta Jaka pada Sekar bertepuk sebelah tangan Sekar justru sangat mengagumi Wira dan malah ingin menikah dengannya.

Tentu saja Jaka dan Wira jadi berebut mendapat cinta Wira. Untuk menengahi perselisihan itu Empu Wisesa memutar otak. Kebetulan kala itu Gunung Tangkuban Perahu tengah mengeluarkan lahar. Empu Wisesa seolah mendapat ide bahwa barangsiapa diantara muridnya kelak yang mampu memadamkan lahar Gunung Tangkuban Perahu. Maka dia berhak menikahi putrinya, Sekar.

Tak berselang lama Empu Wisesa pun menyampaikan syarat itu kepada kedua muridnya.

“Wahai Muridku! Lihatlah Gunung Tangkuban Perahu di hadapan kalian tengah mengeluarkan lahar yang sangat panas. Maka dari itu barangsiapa di antara kalian yang mampu memadamkan panas lahar itu. Akan aku jadikan suami dari putriku.” Ungkap sang Guru.

Read More: Dari Sekepal Tanah di Mekkah, Jadilah Kampung Mahmud

Wira pun menyanggupi permintaan itu. Dengan segenap kekuatan dan kesaktiannya dia membendung aliran Sungai Citarum dengan meruntuhkan sebuah bukit. Hasilnya air sungai citarum meluap dan luapan airnya menggenangi cekungan lahar dari Gunung Tangkuban Perahu. 

Cekungan lahar itu pun seketika berubah menjadi sebuah Danau yang teramat luas. Karena Danau itu terbentuk dari membendung aliran sungai citarum maka jadilah Danau itu bernama Danau Bandung yang mulanya diambil dari kata Bendung.

Sesuai dengan janjinya Empu Wisesa pun menikahkan putrinya itu dengan Wira. Sementara Jaka sempat morang-maring setelah mendengar permintaan dari gurunya itu. Karena menilai permintaan gurunya itu sangat tidak masuk akal. Lalu kabarnya pun tidak terdengar.

Sementara itu setelah sekian lama air dari Danau Bandung pun menyusut menyisakan endapan tanah yang sangat subur. Lalu Wira beserta Sekar istrinya mengajak para penduduk desa untuk tinggal disana. Penduduk desa itu pun mengikuti ajakan Wira dan mengangkatnya sebagai seorang pemimpin disana.

Begitulah sobat kurang lebih Legenda asal mula Kota Bandung.