Romansa Bandung

Djajang Nurjaman: Pemain, Assisten Pelatih dan Pelatih Persib Paling Sukses

Djajang Nurjaman

“Djajang Nurjaman sukses membawa Persib Bandung juara baik sebagai Pemain, Assiten Pelatih maupun Pelatih utama. Hingga saat ini belum ada yang mampu menandinginnya.”

RomansaBandung.com  – Djajang Nurjaman atau kerap biasa disapa Djanur adalah seorang legenda dalam dunia sepak bola Indonesia, yang telah mengukir namanya dengan emas di Kompetisi Perserikatan.

Namun, di balik prestasinya yang gemilang, tersembunyi kisah yang menggetarkan hati dan penuh dengan liku-liku tak terduga.

Sempat berpertualang di berbagai klub

Djanur, pemain berbakat dan penuh semangat, mengawali kariernya dengan membela Persib Bandung.

Bersama tim tersebut, ia berhasil mengantarkan Persib meraih gelar juara Kompetisi Perserikatan pada tahun 1986.

Momen itu menjadi kenangan tak terlupakan dalam hidupnya. Di tengah sorak sorai puluhan ribu Bobotoh, Djanur menjadi pahlawan dengan mencetak gol penentu kemenangan pada menit 77.

Namun, takdir berkata lain. Setelah beberapa musim bersinar bersama Persib, Djanur merasa dirinya harus mengambil jalan lain.

Ia memutuskan untuk beralih menjadi pemain profesional di Kompetisi Galatama.

Perjalanan baru ini membawanya ke berbagai klub, mulai dari Sari Bumi Raya Bandung hingga Sari Bumi Raya Yogyakarta.

Namun, petualangannya tidak berhenti di sana. Pada tahun 1982, Djanur mendapat tawaran untuk bergabung dengan Mercu Buana Medan.

Ia menerima tawaran tersebut dengan hati gembira dan tampil gemilang bersama klub tersebut.

Namun, kebahagiaannya tidak berlangsung lama. Pertengahan tahun 1985, Mercu Buana mengalami kebangkrutan dan harus berpisah dengan para pemainnya.

Djanur, dengan penuh kekecewaan, memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya.

Tidak lama setelah itu, ia mendapat kesempatan kedua untuk bergabung kembali dengan Persib Bandung.

Pelatih Nandar Iskandar melihat potensi dan kepiawaian Djanur, dan dengan senang hati menerima pemain yang memiliki dedikasi tinggi tersebut.

Kembali bersama Persib, Djanur tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan padanya.

Musim 1990, Persib meraih gelar juara Kompetisi Perserikatan untuk kedua kalinya dalam kariernya.

Djanur tidak hanya menjadi pemain yang tangguh di lapangan, tetapi juga memberikan assist berharga bagi gol kedua Persib yang dicetak oleh Dede Rosadi dalam pertandingan final melawan Persebaya.

Setelah memutuskan gantung sepatu, Djanur memulai karier kepelatihannya.

Dia memulai sebagai asisten pelatih di bawah bimbingan Indra Thohir.

Bersama-sama, mereka meraih gelar juara dalam Liga Indonesia pada musim 1994-1995.

Namun, Djanur merasa tak puas dengan posisinya sebagai asisten pelatih. Ia ingin berkembang lebih jauh dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar.

Djajang Nurjaman saat merayakan Juara Perserikatan Tahun 1986 bersama Persib Bandung (Bulao.id)

Juara Bersama Persib Sebagai Pelatih

Persib saat menjuarai Liga Super Indonesia 2014 (Persib.Co.id)

Dengan semangat yang membara, Djanur memilih untuk melatih Persib Junior (U-23). 

Ia terus belajar dan mengasah kemampuannya dalam melatih, dengan tujuan menjadi pelatih kepala suatu hari nanti. Pada tahun 2012, kesempatan itu datang.

 Manajemen Persib mempercayakan Djanur sebagai pelatih kepala tim utama dalam mengarungi Indonesia Super League tahun 2013.

Kembalinya Djanur ke Persib seolah menghidupkan kembali romantisme masa lalunya. 

Ia bekerja sama dengan “abah” Indra Thohir sebagai Direktur Teknik, dan didukung oleh trio mantan pemain Persib yang juga merupakan pemenang Liga Indonesia, yaitu Anwar Sanusi, Asep Soemantri, dan Sutiono Lamso sebagai asisten pelatih. 

Bersama-sama, mereka berhasil membawa Persib meraih kemenangan dalam turnamen pra-musim Celebes Cup.

Musim berikutnya, tahun 2014, Djanur tetap memegang kendali sebagai pelatih kepala Persib. Kali ini, ia didampingi oleh Herrie Setiawan, Asep Soemantri, dan Anwar Sanusi sebagai asisten pelatih.

 Dalam musim yang penuh tantangan ini, Djanur berhasil membawa Persib meraih gelar juara Indonesia Super League 2014. 

Ia mencetak rekor unik sebagai satu-satunya orang yang berhasil mengantarkan Persib menjadi juara liga sebagai pemain, asisten pelatih, dan pelatih kepala.

Tidak puas dengan satu gelar juara, Djanur terus berusaha mempertahankan prestasi timnya. Musim 2015, Persib kembali tampil cemerlang di bawah asuhan Djanur. 

Mereka berhasil meraih kemenangan dalam Piala Presiden 2015, setelah 20 tahun absen dalam turnamen tersebut. Djanur dan timnya menyatukan kembali kekuatan mereka di Stadion GBK, mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 2-0. Suasana euforia merajai Kota Bandung, dan Djanur merasa bangga dan bahagia melihat keberhasilan timnya.

Namun, seperti dalam sepak bola, ada juga momen kekecewaan. Pada tanggal 15 Juli 2017, Djanur dengan berat hati mengundurkan diri sebagai pelatih kepala Persib Bandung. 

Ia merasa sedih karena tidak bisa mengangkat performa timnya dalam kompetisi Liga 1 2017.