Romansa Bandung

Hijrah Siliwangi! Apa itu?

Pasukan TNI Divisi Siliwangi yang sedang bersiap-siap pergi meninggalkan Jawa Barat.

“Akibat persetujuan Renville kurang lebih 35.000 pasukan dari Divisi Siliwangi terpaksa pergi meninggalkan Jawa Barat menuju Yogyakarta.”

RomansaBandung.com – Januari 1948 di atas kapal perang milik Angkatan Laut Amerika, USS Renville yang sedang berlabuh di teluk Jakarta Belanda lagi-lagi memainkan intrik politik licik dalam usaha untuk semakin menekan Republik Indonesia yang baru saja lahir. 

Jika di tahun sebelumnya Belanda hanya mengakui Republik Indonesia sebatas Sumatra. Jawa dan Madura. Kini dengan piciknya Belanda cuma mengakui Republik Indonesia tak lebih dari sebagian besar belantara hutan Sumatra, Banten, sebagian kecil Jawa Tengah dan Jawa Timur serta ibukota Republik yakni Yogyakarta. 

Belanda juga meminta Tentara Nasional Indonesia (TNI) menarik ribuan pasukannya yang tersebar di wilayah yang Belanda anggap sebagai wilayah mereka di Pulau Jawa ke wilayah-wilayah RI. Jawa Barat termasuk wilayah yang Belanda anggap sebagai wilayah mereka. 

Akibatnya 35.000 tentara dari Divisi Siliwangi yang tersebar di di Jawa Barat seperti Bandung, Garut, Cianjur, dll harus dipaksa pergi meninggalkan wilayah gerilya mereka ke -wilayah-wilayah RI di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Bagi TNI tentu saja ini hasil dari perundingan ini adalah pukulan telak yang cukup mematikan. 

Padahal strategi perang gerilya mereka cukup berhasil. Buktinya Belanda sama sekali tidak mampu menguasai Jawa Barat secara keseluruhan. Kebanyakan pasukan Belanda hanya mampu mengontrol wilayah-wilayah di perkotaan, sedangkan luar wilayah itu otomatis dikuasai TNI.

Oleh karena itu tidak perlu heran awalnya TNI cukup kesal dengan hasil dari keputusan ini. Namun dengan berat hati mereka akhirnya menyetujui keputusan itu atas permintaan pemerintah RI di Yogyakarta. 

Hijrah Pasukan Siliwangi ke Yogyakarta

Evakuasi prajurit Siliwangi dari Ciwidey menuju Yogyakarta tahun 1948 (Gahetna)

Untuk meminimalisir rasa kecewa sekaligus menaikkan moril pasukan. Jenderal Sudirman lantas menamai perintah penarikan pasukan ini sebagai perintah Hijrah. Alasannya ialah bahwa Rasullulah SAW pun saat menyebarkan agama Islam. Beliau terlebih dahulu hijrah ke Madinah lalu kembali ke Mekkah dengan kemenangan dan berjayanya agama Islam. 

Begitu dengan perintah hijrah, pasukan TNI hijrah terlebih dahulu dan kelak kembali daerah asal mereka dengan kemenangan. Dari sanalah mulanya istilah Hijrah bermula dan kebetulan tentara yang mesti hijrah itu ialah tentara dari Divisi Siliwangi. Maka peristiwa ini di kemudian hari dikenang sebagai Hijrah Siliwangi. 

Pelaksanaan Hijrah Siliwangi

Selama pelaksaan Hijrah, Pasukan Siliwangi pergi meninggalkan Jawa Barat dengan beragam cara. Cara pertama Pasukan TNI dari Purwakarta, Bandung, Karawang, dll diangkut dengan kereta api ke Stasiun Prujakan, Cirebon. Lalu sebagian dari mereka ada yang menggunakan kapal laut atau berjalan kaki memasuki wilayah Republik. Ada pula rombongan pasukan yang menaiki kereta api hingga ke Yogyakarta. 

Cara kedua, Belanda menyediakan truk-truk militer mereka mengangkut prajurit ini dan setibanya di wilayah RI. Prajurit-prajurit ini turun dan berjalan kaki menuju wilayah RI. Sementara cara ketiga prajurit-prajurit yang secara wilayah gerilya dekat dengan wilayah Republik Indonesia. Kebanyakan mereka berjalan kaki dengan dikawal tentara Belanda. 

Selama perjalanan hijrah ini cerita-cerita cukup menyebalkan bermunculan. Misalnya saat pasukan TNI dikawal prajurit Belanda menuju wilayah Republik, si pengawal yang berasal dari militer KNIL kebanyakan orang-orang pribumi dari Ambon sering kali meledek anggota-anggota TNI dengan bahasa Belanda. Si prajurit Belanda ini tidak sadar bahwa beberapa anggota TNI lumayan fasih berbahasa Belanda sehingga cukup mengerti apa yang si prajurit Belanda itu bicarakan.      

Pasukan TNI bersiap hijrah ke Yogyakarta dengan menaiki kereta api menuju Cirebon. Setibanya di Cirebon mereka diangkut dengan kapal laut menuju wilayah Republik. (gahetna)
Suasana di dalam gerbong kereta api (Gahetna)
Prajurit TNI yang bersiap menaiki truk militer Belanda menuju wilayah Republik (Gahetna)
Truk-truk militer Belanda mengangkut Pasukan TNI (Gahetna)
Truk-truk militer Belanda mengangkut perlengkapan Pasukan TNI di Ciwidey (Gahetna)
Empat orang prajurit TNI selama perjalanan menuju Yogyakarta (Gahetna)