Romansa Bandung

Jakarta: Bekas Wilayah Kerajaan Sunda yang Tumbuh Menjadi Ibu Kota Indonesia

(id.wikipedia.org)

“Jakarta yang kini jadi Ibukota Indonesia mulanya adalah pelabuhan kuno milik Kerajaan Sunda.”

RomansaBandung.com – Jakarta, ibu kota Indonesia yang saat ini dikenal sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan, memiliki sejarah panjang yang dimulai dari masa Kerajaan Sunda.

Perjalanan Jakarta dari sebuah pelabuhan penting hingga menjadi kota metropolitan modern melibatkan berbagai perubahan nama, penguasa, dan peran dalam sejarah Nusantara.

Bermula dari Pelabuhan Kerajaan Sunda, Sunda Kelapa

Pelabuhan Sunda Kelapa kini

akarta pertama kali dikenal sebagai Sunda Kalapa, sebuah pelabuhan vital dari Kerajaan Sunda.

Terletak di muara Sungai Ciliwung, pelabuhan ini memainkan peran penting dalam perdagangan sejak abad ke-5.

Pelabuhan ini memungkinkan akses mudah ke ibu kota Kerajaan Sunda, Dayeuh Pakuan Padjadjaran (sekarang Bogor), yang dapat dicapai dalam dua hari perjalanan.

Sunda Kalapa tidak hanya menjadi pelabuhan utama Kerajaan Sunda tetapi juga pusat perdagangan internasional.

Kapal-kapal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah sering berlabuh di sini, membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, dan rempah-rempah.

Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pusat perdagangan lada yang sibuk.

Pada abad ke-16, Kerajaan Sunda meminta bantuan Portugis di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kalapa guna melindungi diri dari serangan Kesultanan Cirebon.

Namun, sebelum benteng itu didirikan, pelabuhan tersebut diserang oleh Cirebon yang dibantu oleh Kesultanan Demak.

Pada tahun 1527, Fatahillah, seorang panglima dari Demak, berhasil merebut Sunda Kalapa dan mengganti namanya menjadi Jayakarta, yang berarti “kota kemenangan.”

Jayakarta kemudian diserahkan kepada Maulana Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Banten, yang menjadi penguasa di wilayah tersebut.

Diduduki Belanda dan Jadi Tempatnya Bermacam Etnis

Belanda memasuki Jayakarta pada akhir abad ke-16 dan mulai menduduki wilayah tersebut pada tahun 1619.

VOC, dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen, berhasil mengalahkan pasukan Kesultanan Banten dan mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia.

Selama masa kolonial, Batavia berkembang pesat dengan impor budak dari Bali, Sulawesi, Maluku, Tiongkok, dan India.

Para budak ini berkontribusi pada pembangunan kota dan membentuk komunitas yang kini dikenal sebagai suku Betawi.