Jalan-Jalan ke Tiga Situs Cagar Budaya di Bandung
RomansaBandung.com – Bandung, kota yang dikenal dengan julukan “Paris van Java,” bukan hanya surga bagi para pecinta mode dan kuliner.
Di balik hingar-bingar modernitas, kota ini menyimpan banyak sekali peninggalan sejarah yang masih berdiri kokoh hingga hari ini.
Kali ini, kita akan menjelajahi tiga situs cagar budaya nasional di Bandung yang tidak hanya cantik dipandang, tetapi juga sarat akan cerita masa lalu yang menarik.
Kantor Pos Besar Bandung: Simbol Komunikasi dari Masa Kolonial
Jika kamu berjalan di sekitar Alun-Alun Kota Bandung, kamu pasti akan melihat sebuah bangunan megah bergaya kolonial dengan dominasi warna putih dan aksen-aksen khas zaman Hindia Belanda.
Gedung itu tak lain adalah Kantor Pos Besar Bandung, yang didirikan pada tahun 1928 dan selesai dibangun pada 1931.
Fungsinya? Dari dulu hingga sekarang, bangunan ini tetap menjadi pusat komunikasi dan pengiriman surat.
Di masa kolonial, gedung ini tak hanya berfungsi sebagai kantor pos biasa, tetapi juga pusat telekomunikasi yang menghubungkan Indonesia dengan dunia luar.
Kini, gedung yang dikelola oleh Pos Indonesia ini tetap menjadi saksi bisu perkembangan teknologi komunikasi dari masa ke masa, meskipun zaman telegraf sudah lama berlalu.
Tapi satu hal yang tak pernah berubah—keindahan arsitekturnya yang masih memesona hingga kini, menjadikannya salah satu cagar budaya yang wajib dikunjungi.


Museum Geologi: Petualangan di Dunia Fosil dan Batu
Berjalan ke arah Dago, kita akan sampai di Museum Geologi Bandung, yang didirikan pada 16 Mei 1929.
Kalau kamu suka dengan cerita tentang bumi dan segala isinya, museum ini adalah tempat yang pas untuk menghabiskan waktu seharian.
Setelah direnovasi dengan bantuan dana dari JICA (Japan International Cooperation Agency) dan diresmikan kembali oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2000, museum ini semakin cantik dan modern.
Di dalamnya, tersimpan berbagai koleksi geologi yang sangat berharga—mulai dari fosil purba, mineral, hingga batuan yang dikumpulkan sejak tahun 1850.
Melihat tengkorak dinosaurus, belajar tentang gunung api, dan memahami asal usul terbentuknya pulau-pulau di Indonesia, membuat kita menyadari betapa kaya dan beragamnya sejarah alam negeri ini.
Bukan hanya bangunannya yang bersejarah, tetapi koleksi yang ada di dalamnya pun menjadi bagian penting dari sejarah nasional.


Hotel Savoy Homann: Art Deco dan Kenangan Masa Lalu

Pada tahun 1939, arsitek Albert Aalbers merombak desain bangunan menjadi lebih modern dengan gaya art deco yang terinspirasi dari gelombang samudra.
Bangunan bergelombang ini tetap menjadi daya tarik hingga kini, dan seolah membawa kita kembali ke masa kolonial saat para pejabat tinggi Belanda, diplomat, hingga bintang film dunia pernah menginap di sana.
Tidak hanya itu, hotel ini juga menjadi tempat menginap para tokoh negara pada Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.