Jatinegara Kaum: Kediaman Orang Asli Jakarta yang Berbahasa Sunda
RomansaBandung.com – Jatinegara Kaum, sebuah wilayah bersejarah di Jakarta Timur, memiliki akar yang dalam dalam sejarah dan budaya Jakarta.
Nama “Kaum” dalam Jatinegara Kaum berasal dari bahasa Sunda yang berarti “tempat tinggal penghulu agama beserta bawahannya”, menunjukkan sejarah awal wilayah ini sebagai pusat keagamaan dan pemerintahan.
Tempat Pengasingan Seorang Pangeran Sunda
Asal usul nama Jatinegara berasal dari zaman pengasingan Pangeran Jayakarta, di mana daerah yang dulunya hutan dengan pohon jati menjadi tempat pengasingannya.
Pangeran Jayakarta membuka hutan ini bersama pengikut-pengikutnya untuk dijadikan tempat pemerintahan, dan menyebutnya dengan nama “Jati Negara”, yang artinya “negara yang sejati” atau “pemerintahan yang sejati”.
Sebutan Jatinegara kemudian meluas seiring dengan perkembangan daerah tersebut.
Untuk membedakan Jatinegara lama dengan Jatinegara yang mengalami perkembangan, Jatinegara lama disebut Jatinegara Kaum.
Kata “Kaum” sendiri mengacu pada tempat pemukiman para santri sekitar masjid, menunjukkan asal-usul religius wilayah ini.
Selain memiliki sejarah yang kaya, Jatinegara Kaum juga kaya akan kebudayaan.
Mayoritas penduduknya dahulu adalah orang Sunda dari Banten, yang merupakan pengikut dan pengawal Pangeran Jayakarta.
Penguasa Jakarta yang wilayahnya ditaklukan Belanda. Wilayah taklukannya itu kemudian bernama Batavia.
Bahasa Sunda dialek Banten menjadi bahasa mayoritas di wilayah ini hingga tahun 1930an, tetapi saat ini hanya sedikit penutur asli bahasa Sunda yang tersisa.
Namun, meskipun bahasa dan budaya telah berubah seiring waktu, warisan sejarah dan budaya Jatinegara Kaum tetap hidup dalam nama-nama tradisional dan struktur sosialnya.
Saat ini, wilayah ini mencakup beberapa tempat penting seperti Masjid Assalafiyah yang bersejarah, tempat makam Pangeran Jayakarta, dan Masjid Jami Al-Ma’mur yang merupakan pusat kegiatan keagamaan dan budaya di wilayah ini.