Romansa Bandung

Jejak Kenangan di Jalur Kereta Api Banjar-Cijulang: Sebuah Perjalanan Nostalgia

Stasiun Kereta Api Pangandaran saat masih beroperasi. (G-Maps: Myo.Project)

“Jalur ini membentang sekitar 80 km menghubungkan Banjar dengan Cijulang di wilayah selatan Jawa Barat.”

RomansaBandung.com – Dahulu, jalur kereta api Banjar–Cijulang adalah urat nadi perjalanan yang sibuk, menyambungkan Stasiun Banjar dengan Stasiun Cijulang.

Panorama perjalanan melintasi pegunungan hingga samudra menjadi pesona tersendiri bagi penumpang yang menikmati perjalanan ini.

Jalur Kereta Api dengan panorama pemandangan eksotis

Mengingat kembali, jalur ini membentang sekitar 82 kilometer, termasuk dalam Wilayah Aset II Bandung. Keunikan jalur ini terletak pada jumlah jembatan dan terowongan yang melintasinya.

Terdapat empat terowongan, di antaranya Terowongan Batulawang, Terowongan Hendrik, Terowongan Juliana, dan yang paling mengesankan, Terowongan Sumber atau dulu dikenal dengan nama Terowongan Wilhelmina, dengan panjang mencapai 1.116,10 meter.

Juga, tak lupa Jembatan Cikacepit yang menjadi salah satu jembatan terpanjang di Indonesia dengan panjang mencapai 290 meter.

Sejarah panjang jalur ini turut menyiratkan kisah perjuangan dalam pembangunannya.

Usulan-usulan dari berbagai pihak terdahulu, seperti F.J Nellensteyn, H.J Stroband, hingga Eekhout dan van Pabst, mencerminkan tekad untuk menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan jalur kereta api demi kemajuan ekonomi dan pengembangan wilayah.

Setelah melalui pertimbangan yang matang, akhirnya pemerintah kolonial memutuskan untuk membangun jalur kereta api Banjar-Kalipucang-Parigi, sebagaimana diusulkan oleh Residen Priangan.

Jembatan Cikacepit saat masih beroperasi di masa Hindia Belanda. (id.wikipedia.org)
Kondisi terowongan Wihelmina kini. (G-Maps: M. Khomsah)
Stasiun Pangandaran kini dalam kondisi terbengkalai. (G-Maps: 452_Ade Ibnu Hartono)

Ditutup karena alasan kalah bersaing

Perjalanan kereta api melintasi jalur ini menjadi kenangan indah bagi banyak orang.

Namun, pada 1 Februari 1982, jalur ini ditutup secara total.

Meskipun sempat ada upaya reaktivasi pada tahun 1997 dan wacana yang digaungkan kembali pada tahun 2018 oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, namun hingga kini, jalur ini masih terkatung-katung dalam sejarah.

Namun, kenangan akan perjalanan kereta api di jalur Banjar-Cijulang tetap hidup dalam ingatan banyak orang.

Suara mesin uap yang menggema di terowongan, gemuruh kereta melintasi jembatan, dan pemandangan alam yang memesona dari kabin kereta, semuanya menjadi bagian dari nostalgia yang tak terlupakan.

Mungkin suatu hari nanti, jalur ini akan bangkit kembali, membawa harapan baru bagi penggemar kereta api dan generasi mendatang untuk menyusuri kembali jejak kenangan di jalur kereta api Banjar-Cijulang, menyatu dengan pesona alam dan sejarah yang mengagumkan.