Jejak Kerajaan Tarumanegara: Kisah Kejayaan Kerajaan Pertama di Jawa Barat (Edisi Kerajaan-kerajaan Kuno di Jawa Barat 1)
RomansaBandung.com – Perjalanan waktu membawa kita kembali ke masa silam, di mana Tarumanagara, sebuah kerajaan kuno, pernah mengukir jejak sejarah di Nusantara.
Mengikuti jejak Kerajaan Kutai, Tarumanagara mencatatkan eksistensinya sebagai kerajaan tertua kedua di wilayah ini. Merentang di wilayah barat Pulau Jawa dari abad ke-5 hingga abad ke-7 Masehi, kerajaan ini meninggalkan jejak yang terukir dalam bukti arkeologi.
Pusat perhatian kita adalah prasasti-prasasti yang membawa cerita kerajaan ini dari masa ke masa. Prasasti Ciaruteun, dengan batu peringatan dari abad ke-5 Masehi, menunjukkan bentuk tapak kaki Raja Purnawarman yang mendominasi kisah awal Tarumanagara.
Tak hanya satu, tujuh prasasti berhubungan dengan kerajaan ini tersebar di Jawa Barat, Jakarta, dan Banten, mengungkapkan lapisan sejarah yang semakin terungkap.
Sang Pemula bagi Kerajaan-kerajaan di Jawa Barat
Sejarah Kerajaan Tarumanagara berasal dari prasasti-prasasti berusia lebih dari 1.500 tahun yang mencerminkan peran Raja Purnawarman.
Prasasti Kebon Kopi, juga dikenal sebagai Prasasti Tapak Gajah, menandai lokasi penggalian Sungai Candrabaga dan Sungai Gomati di bawah pemerintahannya.
Bangunan itu hadir sebagai respons terhadap banjir dan kekeringan, memberi kita pandangan mengenai kepemimpinan dan tanggung jawabnya terhadap rakyatnya.
Prasasti-prasasti lainnya seperti Prasasti Tugu di Jakarta Utara, Prasasti Cidanghiang di Pandeglang, dan Prasasti Muara Cianten di Bogor menambah hikayat kejayaan Tarumanagara.
Mereka berbicara tentang kuasa raja, inovasi teknik, dan kerja keras dalam mengelola lingkungan.
Namun, seperti banyak kisah sejarah, misteri dan tanda tanya mengelilingi Tarumanagara. Naskah Wangsakerta, meskipun kontroversial, memberikan bocoran tentang silsilah kerajaan ini.
Diklaim ditulis pada abad ke-17, naskah ini menunjukkan bahwa Tarumanagara memiliki minimal 12 raja yang memerintah, dengan Jayasingawarman sebagai raja pertama dan Linggawarman sebagai raja terakhir.
Kisah Tarumanagara bukan sekadar catatan kerajaan. Ia menceritakan kehidupan politik, sosial, dan budaya pada masa itu.
Raja Purnawarman dikenang atas prestasinya memajukan rakyatnya, menciptakan jalur pelayaran dan perdagangan, serta memberdayakan kaum Brahmana dalam kehidupan agama dan budaya.
Agama Hindu Siwa dan Budha juga tumbuh berdampingan, mencerminkan toleransi yang tinggi pada zamannya.
Misteri Tarumanagara terus menghantui, meskipun bukti-bukti arkeologi dan naskah berbicara.