Kamar 2F CERMIN (Cerita Nyerimin)
RomansaBandung.com – Lampu di kamar mulai meredup seperti akan menyudahi fungsinya di sini.
Bagas yang sedari tadi mencari kata dalam alam kosakata tengah kesulitan mengisi buku teka-teki silang yang baru di belinya di pasar buku kemarin.
Hanya tinggal satu kata kebawah terdiri dari enam huruf.
Padahal istilah itu sudah tidak asing lagi bagi umumnya kebanyakan orang.
Tetapi kali ini seakan membuatnya lupa dengan kata tersebut.
Teman-teman satu kamar nya di pondok hanya sibuk memakan kacang tanah beramai-ramai sambil sesekali terpingkal-pingkal mendengarkan cerita dari Towan dengan logat Medan nya yang kental.
Bagas di ranjang atas sedang melempar- lempar guling putihnya ke atas.
Ia masih terus berpikir dengan cara seperti itu agar mudah mengingatnya ataupun mungkin barangkali telah bosan dengan buku TTS nya.
Bowo merasa gemas dengan tingkah lakunya ia melemparkan sebiji kacang tanah kepadanya.
Namun, Bagas masih saja tetap seperti itu.
Ia belum puas kalau belum selesai mengisi semua kotak-kotak kecil itu.
Di luar kamar petugas jaga sedang berkeliling memeriksa setiap kamar.
Memastikan semua santri untuk beristirahat dan tidak melakukan aktivitas lagi di atas jam sebelas malam.
Detik itu Bagas mengingat kata yang ia cari.
Saking girangnya ia sampai melemparkan guling putihnya yang panjang itu dan tepat mengenai Towan yang berada di bawah.
“Poconggg….!” Sambil berteriak Bagas bangun dari posisi tidurnya.
Bersamaan tepat dengan matinya lampu di kamar dan sorot senter yang mengarah ke samping tubuh Towan.
Sontak semua lari terbirit-birit ke luar menghempaskan kacang tanah dari masing-masing tangan mereka ke udara.
Bagas yang berada di tempat tidurnya hanya acuh dan sibuk mencari-cari buku TTS nya di tengah kegelapan yang tercipta beberapa detik yang lalu.
Keesokan harinya tersebar julukan “kamar angker 2 F” dan Bagas tak mengerti dimana letak “keangkerannya”.
Bandung, Sabtu 30 Juli 2022
(Antologi CERMIN)