Romansa Bandung

Kampung Adat Ciptagelar: Tempat di Mana Tradisi Sunda Lama Tetap Hidup!

G-Maps: Afif Adhyatma

“Ciptagelar memiliki ciri khas yang unik, terutama dalam hal lokasi dan bangunan rumah adat yang masih mempertahankan tradisi Sunda zaman dulu.”

RomansaBandung.com – Kampung Adat Ciptagelar merupakan sebuah kampung adat yang terletak di wilayah Kampung Sukamulya, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Kampung ini dihuni oleh orang Ciptagelar, yang merupakan sub-etnis dari suku Sunda.

Ciptagelar memiliki ciri khas yang unik, terutama dalam hal lokasi dan bangunan rumah adat yang masih mempertahankan tradisi Sunda zaman dulu.

Masyarakat yang mendiami kampung ini dikenal sebagai kasepuhan, yang mengacu pada mereka yang masih sangat memegang teguh tradisi leluhur mereka.

Kampungnya Para Prajurit Prabu Siliwangi

Sejarah Kampung Adat Ciptagelar bermula dari pasukan Kerajaan Sunda yang mengikuti perintah dari Prabu Siliwangi.

Pasukan ini kemudian dibebaskan oleh Prabu Siliwangi karena keinginannya untuk mencapai moksa.

Prajurit-prajurit tersebut kemudian membagi diri mereka menjadi tiga kelompok dan mendirikan desa-desa baru yang masih saling terhubung.

Salah satu dari desa ini adalah Kampung Gede, yang menjadi pusat kasepuhan.

Kampung Gede pernah berpindah beberapa kali untuk menghindari pengaruh imperialisme Jepang dan konflik politik DI/TII.

Sistem keagamaan di Kampung Adat Ciptagelar mencerminkan penggabungan antara Islam dan unsur kepercayaan asli Sunda Wiwitan yang kuat.

Meskipun beragama Islam, masyarakat Ciptagelar tetap mempraktikkan kepercayaan tradisional mereka.

Mereka meyakini bahwa nenek moyang mereka memiliki kemampuan melebihi manusia biasa dan dianggap sebagai keturunan kerajaan Sunda Pajajaran.

Upacara-upacara adat yang diadakan di kampung ini menjadi bukti kuat akan keberlanjutan unsur kepercayaan asli Sunda Wiwitan di tengah agama Islam yang mereka anut.

G-Maps: Kasepuhan Ciptagelar
G-Maps: Devy Nurdiansyah
G-Maps: San Ek Tjia
G-Maps: Hantu Laut

Melihat Kembali Tradisi Lama Sunda

Dalam hal mata pencaharian, mayoritas masyarakat Ciptagelar adalah petani.

Mereka menjalani kehidupan yang sangat terkait dengan budaya dan lingkungan setempat, dan mereka sangat mematuhi adat istiadat.

Salah satu aspek unik dalam pertanian mereka adalah penggunaan bibit padi lokal yang dianggap sebagai anugerah dari Yang Maha Kuasa.

Mereka meyakini bahwa padi lokal memiliki keunggulan dalam berbagai aspek, seperti kemampuan tahan terhadap cuaca dingin dan lembab serta daya tahan yang lama.

Masyarakat Ciptagelar juga memiliki keyakinan kuat tentang waktu tanam berdasarkan pengamatan bintang dan tanggal-tanggal tertentu.

Selama proses pertanian, masyarakat Ciptagelar mengikuti serangkaian upacara adat yang memiliki makna dan tujuan tersendiri.

Upacara-upacara ini melibatkan permohonan izin kepada alam dan leluhur, pemangkasan, dan panen padi.

Proses ini menggambarkan hubungan erat antara masyarakat Ciptagelar dengan alam dan tradisi leluhur mereka.

Kampung Adat Ciptagelar adalah contoh yang menarik dari bagaimana suatu komunitas dapat mempertahankan tradisi dan kepercayaan kuno sambil tetap beradaptasi dengan dunia modern.

Mereka memiliki sistem agama yang unik dan pandangan yang mendalam terhadap lingkungan alam serta mata pencaharian mereka.

Selain itu, upacara-upacara adat mereka menggambarkan pentingnya melestarikan warisan budaya dan nilai-nilai leluhur dalam kehidupan sehari-hari mereka.