Romansa Bandung

Kandidat Gubernur Jawa Barat 2024:

(Jabarprov.go.id)

“Ada empat kandidat Calon Gubernur Jawa Barat.”

RomansaBandung.com – Pemilihan Gubernur Jawa Barat tahun 2024 menghadirkan sejumlah kandidat yang siap memimpin salah satu provinsi terbesar di Indonesia ini.

Masing-masing pasangan calon membawa visi, misi, dan strategi unik untuk menciptakan Jawa Barat yang lebih baik bagi warganya.

Berikut adalah profil singkat dari pasangan kandidat Gubernur Jawa Barat 2024 beserta partai pengusungnya.

Kandidat Calon Gubenur Jawa Barat. (Instagram: kpuprovinsijabar)

1. Acep Adang Ruhiat – Gitalis Dwi Natarina

  • Koalisi: Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
  • Slogan: “Jabar Bahagia Lahir Batin”
  • Latar Belakang:
    • Acep Adang Ruhiat: Anggota DPR-RI periode 2014–2024, serta adik dari almarhum Ilyas Ruhiat, mantan Rais ‘Aam Nahdlatul Ulama.
    • Gitalis Dwi Natarina (Gita KDI): Mantan anggota DPR-RI PAW periode 2011–2014 dan penyanyi yang dikenal luas di masyarakat melalui ajang pencarian bakat KDI.

Setelah keluar dari koalisi dengan PDI-P, PKB mengusung pasangan ini dengan harapan menghadirkan perubahan yang membawa kesejahteraan secara holistik untuk Jawa Barat. Melalui slogan “Jabar Bahagia Lahir Batin,” mereka berkomitmen pada pembangunan yang menyasar aspek sosial dan spiritual warga Jawa Barat, berfokus pada peningkatan kesejahteraan, serta layanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik.


2. Jeje Wiradinata – Ronal Surapradja

  • Koalisi: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)
  • Slogan: “Jabar untuk Semua, Jenderal Jabar”
  • Latar Belakang:
    • Jeje Wiradinata: Bupati Pangandaran sejak 2016, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Bupati Ciamis (2014–2015).
    • Ronal Surapradja: Seorang aktor, pelawak, dan musisi yang juga dikenal sebagai penyiar radio, dengan daya tarik besar terutama di kalangan pemilih muda.

PDI-P menegaskan dukungannya kepada pasangan ini sebagai simbol keterwakilan masyarakat dari berbagai kalangan. Dengan “Jabar untuk Semua,” Jeje dan Ronal berkomitmen untuk menciptakan kebijakan yang inklusif, mendorong pembangunan infrastruktur di wilayah terpencil, dan meningkatkan lapangan kerja. Pasangan ini diusung sebagai kandidat yang mampu menghubungkan semua lapisan masyarakat dalam mewujudkan Jawa Barat yang lebih sejahtera.


3. Ahmad Syaikhu – Ilham Akbar Habibie

  • Koalisi: Partai Keadilan Sejahtera (PKS), NasDem, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
  • Slogan: “Jabar ASIH” (Aman, Sejahtera, Inklusif, dan Harmonis)
  • Latar Belakang:
    • Ahmad Syaikhu: Anggota DPR-RI (2019–2024) yang sebelumnya menjabat Wakil Wali Kota Bekasi (2013–2018), dengan pengalaman dalam birokrasi dan pemerintahan lokal.
    • Ilham Akbar Habibie: Ketua Tim Pelaksana Wantiknas dan putra dari Presiden B.J. Habibie, membawa perspektif inovatif dalam pengembangan teknologi dan ekonomi di daerah.

Pasangan ini didukung oleh koalisi perubahan yang bertujuan menciptakan pemerintahan yang amanah dan inklusif. Melalui slogan “Jabar ASIH,” mereka berfokus pada pembangunan berbasis teknologi dan pengembangan ekonomi kreatif. Program-program andalan mereka mencakup inisiatif keamanan, peningkatan akses pendidikan, dan pelatihan teknologi bagi generasi muda, guna menjadikan Jawa Barat sebagai pusat inovasi di Indonesia.


4. Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan

  • Koalisi: Gerindra, Golkar, Buruh, Gelora, PKN, Garuda, PAN, Demokrat, dan PSI
  • Slogan: “Jabar Istimewa, DERMAWAN”
  • Latar Belakang:
    • Dedi Mulyadi: Mantan Bupati Purwakarta (2008–2018) dan Anggota DPR-RI (2019–2023), memiliki pengalaman panjang dalam pemerintahan dan dikenal dengan program-program berbasis budaya Sunda.
    • Erwan Setiawan: Mantan Wakil Bupati Sumedang yang juga aktif di dunia sepak bola, terutama Persib Bandung, melalui dukungan dari Umuh Muchtar, manajer Persib Bandung.

Koalisi besar ini berharap Dedi dan Erwan mampu menghadirkan pemerintahan yang berlandaskan nilai-nilai lokal, diiringi dengan semangat transparansi dan akuntabilitas. “Jabar Istimewa, DERMAWAN” merupakan simbolisasi visi mereka untuk memperkuat ekonomi lokal berbasis budaya, serta mendorong kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam setiap aspek pembangunan.