Kawasan Metropolitan Jabodetabekjur: Metropolitan Terbesar di Indonesia yang Sebagian Wilayahnya di Jawa Barat
RomansaBandung.com – Kawasan metropolitan Jabodetabekjur, akronim dari Jakarta–Bogor–Depok–Tangerang–Bekasi–Cianjur, dan terkadang disebut Jabodetabekpunjur, mencakup wilayah metropolitan terpadat di Indonesia.
Kawasan ini termasuk ibu kota negara (Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai kota inti) serta lima kota satelit dan empat kabupaten.
Jabodetabekjur merupakan wilayah yang sangat penting di Indonesia baik dari segi ekonomi, pemerintahan, maupun budaya.
Sejarah dan Demografi Wilayah
Istilah asli “Jabotabek” muncul pada akhir tahun 1970-an dan direvisi menjadi “Jabodetabek” pada tahun 1999 dengan memasukkan Depok (“De”) setelah pembentukannya.
Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2008 kemudian mensahkan istilah “Jabodetabekjur” atau “Jabodetabekpunjur” dengan memasukkan sebagian wilayah dari Kabupaten Cianjur yang meliputi area Puncak dan Cipanas.
Namun, nama Jabodetabek lebih sering digunakan dalam penggunaan sehari-hari.
Kawasan ini mencakup wilayah DKI Jakarta dan sebagian provinsi Jawa Barat dan Banten.
Di Jawa Barat, kawasan ini mencakup Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, dan sebagian Kabupaten Cianjur, serta Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota Bekasi.
Di Banten, kawasan ini mencakup Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Demografi
Menurut Sensus Penduduk Indonesia 2020, jumlah penduduk di kawasan metropolitan Jakarta dengan luas 6.437,68 km² adalah 31,24 juta jiwa, menjadikannya kawasan terpadat di Indonesia dan kawasan perkotaan terpadat kedua di dunia setelah Tokyo.
Populasi ini diperkirakan meningkat menjadi 31,53 juta jiwa pada pertengahan tahun 2021.
Kawasan ini merupakan pusat pemerintahan, kebudayaan, pendidikan, dan perekonomian Indonesia dan telah menarik banyak orang dari seluruh Indonesia untuk datang, tinggal, dan bekerja di sini.
Pada tahun 2007, jumlah penduduk di Jabodetabekjur diperkirakan sebagai berikut:
- Jakarta: 9,765,600 jiwa
- Kota Bogor: 900,034 jiwa
- Kota Depok: 1,689,772 jiwa
- Kota Bekasi: 2,340,831 jiwa
- Kota Tangerang: 1,753,249 jiwa
- Kota Tangerang Selatan: 1,455,037 jiwa
- Kabupaten Bogor: 4,816,236 jiwa
- Kabupaten Tangerang: 2,746,205 jiwa
- Kabupaten Bekasi: 2,242,999 jiwa
- Kabupaten Cianjur (hanya 4 kecamatan): 433,115 jiwa
Fasilitas Publik dan Pusat Pengembangan Ekonomi
Transportasi Darat
Jabodetabekjur memiliki sistem transportasi darat yang kompleks dengan berbagai moda angkutan seperti bus, mobil pribadi, sepeda motor, dan kereta api. Jaringan jalan tol yang menghubungkan Jakarta dengan daerah sekitarnya antara lain:
- Jalan Tol Jagorawi
- Jalan Tol Lingkar Dalam Kota Jakarta
- Jalan Tol Jakarta-Cikampek
- Jalan Tol Jakarta-Tangerang
- Jalan Tol Tangerang-Merak
- Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
- Jalan Tol Depok-Antasari
- Jalan Tol Lingkar Luar Bogor
- Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi
- Jalan Tol Akses Tanjung Priok
Bus Perkotaan
Bus perkotaan di Jabodetabekjur dioperasikan oleh pemerintah daerah dan swasta. Operator utama termasuk Transjakarta, Trans Patriot, dan Trans Metro Tangerang. Ada juga layanan bus antar kota yang dioperasikan oleh perusahaan seperti Primajasa dan MGI.
Transportasi Rel
Jabodetabekjur dilayani oleh empat lintas kereta api utama dan kereta cepat, serta kereta api komuter Commuter Line. Jalur utama meliputi lintas utara, tengah, dan selatan Jawa, serta kereta cepat Jakarta-Bandung. Stasiun utama di kawasan ini termasuk Stasiun Gambir, Pasar Senen, Jakarta Kota, dan banyak lagi.
Transportasi Udara
Jabodetabekjur memiliki dua bandar udara internasional yang melayani penerbangan domestik dan internasional:
- Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Kota Tangerang, Banten
- Bandar Udara Halim Perdanakusuma di Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta
Ekonomi dan Pembangunan
Kawasan metropolitan Jakarta merupakan pusat utama keuangan, manufaktur, dan perdagangan di Indonesia. Pada tahun 2019, wilayah ini memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$297,7 miliar dengan PDB per kapita sebesar US$8,775. Indeks Daya Beli sebesar US$978,5 miliar menunjukkan bahwa kawasan ini menyumbang sekitar 26,2% perekonomian Indonesia.
Pembentukan Badan Kerjasama Pembangunan Jabotabek pada tahun 1976 oleh Keputusan Presiden No. 13 merupakan langkah penting dalam mengelola pertumbuhan pesat kawasan ini. Kerjasama antara pemerintah DKI Jakarta dan Jawa Barat dalam pembangunan dan pengelolaan kawasan ini terus berlanjut hingga sekarang.