Kerajaan Kendan: Leluhur Kerajaan Galuh (Edisi Kerajaan-kerajaan Kuno di Jawa Barat 3)
RomansaBandung.com – Kerajaan Kendan adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Tatar Sunda dari abad ke-6 hingga abad ke-7 Masehi.
Pusat pemerintahannya terletak di desa Nagreg Kendan dan Citaman, kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.
Didirikan oleh seorang Resi dari India
Awal mula Kerajaan Kendan dapat ditelusuri hingga pada masa Raja pertama, Maha Guru Manikmaya, yang berasal dari Calankayana, India Selatan.
Sebelum menjadi raja, Manikmaya telah menjelajahi berbagai negara seperti Gaudi (Benggala), Mahasin (Singapura), Sumatra, Nusa Sapi (Ghohnusa), Syangka, Yawana, Cina, dan lainnya. Setelah menikahi Tirtakancana, putri Maharaja Suryawarman dari Tarumanagara, Manikmaya diberi wilayah Kendan sebagai hadiah dengan rakyat dan pasukan.
Manikmaya, yang kemudian diangkat menjadi Rajaresi di Kendan, menerima perlengkapan kerajaan dari Maharaja Suryawarman.
Pada saat itu, semua raja di Tarumanagara diberitahu tentang kehadiran Rajaresi Manikmaya di Kendan dan pentingnya menerima dia dengan baik karena ia adalah menantu Maharaja.
Menolak Rajaresi Kendan berarti hukuman mati dan penghapusan kerajaan.
Penerus tahta Kerajaan Kendan adalah Rajaputera Suraliman, putra Maha Guru Manikmaya dan Tirtakancana.
Suraliman menjadi Senapati Kendan dan Panglima Balatentara (Baladika) Tarumanagara.
Setelah Manikmaya wafat, Suraliman menggantikan ayahnya sebagai raja. Keturunan Suraliman, terutama Sang Kandiawan, kemudian melanjutkan pemerintahan di Kendan dan wilayah sekitarnya.


Berubah nama menjadi Kerajaan Galuh
Sang Kandiawan akhirnya mendirikan Kerajaan Galuh, yang awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Kendan.
Pusat pemerintahan baru ini terletak di desa Karang Kamulyan, Kabupaten Ciamis.
Kandiawan memiliki keturunan, dan setelah pemerintahannya, Kerajaan Galuh menjadi entitas yang berdiri sendiri di bawah kekuasaan Tarumanagara.
Sementara itu, Tarumanagara mengalami perubahan kepemimpinan dan kondisi yang semakin memudar.
Akhirnya, pada tahun 670 Masehi, Tarumanagara berakhir dan terpecah menjadi dua kerajaan baru, yaitu Kerajaan Sunda di bagian barat dan Kerajaan Galuh di bagian timur, dengan Sungai Citarum sebagai batasnya.
Pada tahun 1482, kedua kerajaan ini bergabung menjadi Kerajaan Sunda Pajajaran di bawah pemerintahan Sri Baduga Maharaja, atau dikenal juga sebagai Prabu Siliwangi.