Romansa Bandung

Kesesuaian Fakta Geologi Bandung dengan Kisah Sangkuriang

Gunung Tangkuban Perahu tempat legenda Sangkuriang konon bermula

“Meskipun hanya suatu legenda uniknya legenda Sangkuriang memiliki kesesuaian yang mengejutkan dengan fakta geologi yang terungkap dari penelitian ilmiah.”

RomansaBandung.com – Legenda Sangkuriang adalah cerita rakyat yang terkenal di Jawa Barat, khususnya di daerah Bandung.

Cerita ini menggambarkan asal mula terbentuknya Gunung Tangkuban Parahu. Dalam kisah tersebut, Sangkuriang, yang jatuh cinta pada ibunya sendiri, Dayang Sumbi, mencoba membendung sungai untuk membuat sebuah danau dan membangun perahu dalam semalam.

Kegagalan Sangkuriang yang marah menyebabkan dia menendang perahu tersebut hingga terbalik, yang kemudian menjadi Gunung Tangkuban Parahu.

Menariknya, kisah ini memiliki kesesuaian yang mengejutkan dengan fakta geologi yang terungkap dari penelitian ilmiah.

Fakta Geologi Terkait Danau Bandung Purba dan Tangkuban Perahu

Penelitian geologi menunjukkan bahwa kawasan Bandung pernah menjadi dasar dari sebuah danau purba yang terbentuk sekitar 125.000 tahun yang lalu dan mengering sekitar 16.000 tahun yang lalu.

Danau ini dikenal sebagai Danau Bandung Purba. Pengeringan danau ini disebabkan oleh berbagai proses geologi yang kompleks.

Selain itu, Gunung Tangkuban Parahu, yang kini menjadi salah satu ikon geologi di Bandung, terbentuk dari letusan besar Gunung Sunda purba.

Terdapat dua letusan Plinian besar dari Gunung Sunda yang tercatat, masing-masing terjadi sekitar 105.000 tahun yang lalu dan antara 55.000-50.000 tahun yang lalu.

Letusan kedua inilah yang meruntuhkan kaldera Gunung Sunda dan menciptakan Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang, dan Gunung Bukit Tunggul.

Bandung dilihat dari udara nampak menyerupai suatu mangkok raksasa yang disinyalir pernah menjadi danau purba di suatu masa

Kaitan Legenda Sangkuriang dengan Fakta Geologi

Legenda Sangkuriang menggambarkan bagaimana Sangkuriang berusaha membuat danau dan perahu, yang dalam konteks geologi dapat dikaitkan dengan proses pembentukan danau dan gunung di kawasan Bandung.

Saat Sangkuriang menendang perahu hingga terbalik, ini mirip dengan proses geologi yang terjadi saat kaldera Gunung Sunda runtuh dan menciptakan Gunung Tangkuban Parahu.

Penduduk Sunda purba, yang kemungkinan besar sudah mendiami dataran tinggi Bandung pada masa letusan kedua (55.000-50.000 tahun yang lalu), mungkin menyaksikan letusan dahsyat ini. Letusan ini tidak hanya mengubah lanskap fisik tetapi juga kehidupan sosial dan budaya mereka.

Mereka menyaksikan kehancuran besar yang disebabkan oleh letusan ini dan mungkin mengisahkan peristiwa ini dalam bentuk cerita yang kita kenal sebagai legenda Sangkuriang.

Cerita rakyat sering kali mengandung elemen-elemen historis dan alamiah yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Kisah Sangkuriang bisa jadi merupakan cara masyarakat Sunda purba mengabadikan peristiwa geologi besar yang mereka alami. Gunung Tangkuban Parahu sebagai hasil dari letusan Gunung Sunda purba kini menjadi bukti nyata dari cerita yang hidup dalam budaya Sunda.

Kesesuaian antara legenda Sangkuriang dan fakta geologi menunjukkan bagaimana pengetahuan geologi modern dapat memberikan konteks dan pemahaman yang lebih dalam terhadap warisan budaya kita.

Ini juga menunjukkan bahwa masyarakat purba memiliki cara unik untuk merekam dan menginterpretasikan peristiwa alam yang luar biasa, yang tetap relevan dan dihormati hingga saat ini.