Romansa Bandung

Koleksi Foto Hitam Putih Alun-Alun Bandung di Awal Abad ke-20

Alun-Alun Bandung Tempoe Doeloe

“Bandung sebagai sebuah destinasi wisata telah begitu banyak menarik minat para pelancong Eropa di Masa Kolonial.”

RomansaBandung.com – Bagi baraya urang Bandung pasti sudah mengenal dan tidak asing lagi Alun-Alun Bandung. Tempat dimana urang Bandung biasanya menghabiskan akhir pekan bersama keluarga dengan berkumpul disana atau saat bulan Ramadhan sebagai tempat ngabuburit favorit.

Tapi tahukah baraya Bandung? keberadaan alun-alun telah setua keberadaan kota Bandung sendiri. Yah Alun-alun Bandung telah hadir sejak kota Bandung pertama kali berdiri di abad ke 19. Oleh karena itu tempat ini dengan begitu setia menemani denyut langkah perkembangan kota Bandung yang pesat.

Disini admin Romansabandung.com akan menunjukan beberapa buah foto alun-alun Bandung selama akhir abad ke-19 hingga awal abad-20. Baraya Bandung pasti penasaran bukan? yuk! lihat foto-fotonya di bawah ini.

Aloen-Aloen Bandung (1895)

Sumber: KITLV

Alun-alun bandung dilihat dari kejauhan di tahun 1890. Saat itu disekitaran alun-alun masih sepi dan kosong. Hanya berdiri satu buah bangunan di depannya yang kemungkinan kantor Residen Priangan. 

Nampak Arsitektur Masjid Agung Bandung pun masih menggunakan desain Arsitektur masjid-masjid khas Jawa. 

Sementara Jalan yang terlihat ialah De Groot Post Weg atau Jalan Raya Post Besar yang kini menjadi Jalan Raya Asia-Afrika. 

Aloen-Aloen Bandung Antara Tahun 1900-1907

KITLV

Suasananya masih hampir sama dengan foto di tahun 1890-an. Alun-alun Bandung masih tampak sepi dan sunyi. Namun masih sangat hijau dan sejuk dengan rimbunan pohon. 

Arsitektur Masjid Agung Bandung pun masih sama sebagaimana di tahun 1890. 

Aloen-Aloen Bandung Tahun 1925

KITLV

Tampak di foto baraya warga Bandung tahun 20-an tengah berlalu lalang di jalan sekitaran alun-alun. Di samping kiri mereka merupakan tembok pendopo Bupati Bandung yang kini menjadi pendopo Wali Kota Bandung. 

Sementara di samping kanan mereka lapangan alun-alun Bandung dengan rumput yang hijau. Sebagaimana kota-kota di Jawa dua beringin kembar senantiasa menghiasi setiap sudut alun-alun. Dua pohon beringin kembar ini kemudian tumbang saat serdadu Nippon (Jepang) berkuasa di tahun 1942. 

Dari kejauhan Masjid Agung Bandung tampil sangat menawan dengan atap tiga susun atau lebih dikenal sebagai atap limasan. Atap tiga susun ini tentu saja memiliki makna serta arti yang mendalam yakni tiga pilar agama Islam Iman, Islam serta Ihsan. 

Alun-Alun Bandung dan Jalan Pos Besar (Asia-Afrika) (1930)

KITLV

Di tahun 1930, Bandung telah berkembang pesat menjadi salah satu kota besar di Hindia Belanda. Foto ini menyajikan bukti betapa Bandung telah berkembang. 

Di Sebelah kanan foto tampak bangunan-bangunan Belanda yang telah berdiri. Bagunan-bangunan itu kini masih berdiri dengan kokohnya seperti bangunan Kantor Pos Besar. 

Sementara pada sisi sebelah kiri lapangan luas Alun-Alun Bandung yang tidak terlihat pada foto. 

Jalanan yang penuh dengan lalu lalang sepeda, mobil serta pejalan kaki ialah Jalan Raya Asia Afrika masa kini. 

Perlu Sobat Bandung ketahui, sepanjang sebelum periode tahun 30-an Bandung sempat akan menjadi Ibu Kota Hindia Belanda menggantikan Batavia (Jakarta). Makanya tidak perlu heran begitu banyak bertebaran fasilitas gedung-gedung Belanda di kota ini. Namun sayangnya krisis ekonomi dunia menggagalkan rencana itu.