Romansa Bandung

Legenda Sangkuriang dan Terbentuknya Danau Purba Bandung

Tangkuban Perahu

“Meskipun hanya sebuah dongeng, nyatanya beberapa kisah dalam Legenda Sangkuriang memiliki kesesuaian dengan fakta geologis yang ada.”

RomansaBandung.com – Dahulu kala di kahyangan, terdapat sepasang dewa dan dewi yang berbuat kesalahan.

Akibatnya, mereka dikutuk dan turun ke bumi dalam wujud hewan.

Dewi berubah menjadi babi hutan bernama Celeng Wayung Hyang, sementara dewa berubah menjadi anjing bernama Tumang.

Keduanya harus menjalani hukuman dan bertapa untuk mohon pengampunan agar bisa kembali menjadi dewa-dewi.

Di hutan, Raja Sungging Perbangkara sedang berburu. Saat ia membuang air seni yang tertampung dalam daun keladi hutan, tanpa sengaja, babi hutan Celeng Wayung Hyang minum air seni tersebut dan menjadi hamil.

Ia melahirkan seorang bayi cantik yang diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati.

Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis cantik yang banyak digemari para pangeran, tapi ia menolak semua pinangan.

Suatu hari, Raja Sungging Perbangkara kembali pergi berburu, dan Dayang Sumbi meminta Sangkuriang (putranya yang tak ia ketahui) untuk mencari hati rusa yang ia idamkan.

Sangkuriang pun berburu bersama Tumang, tetapi tidak menemukan rusa.

Akibatnya, Sangkuriang membunuh dan menyembelih Tumang dan memberi hatinya kepada Dayang Sumbi tanpa menyadari bahwa Tumang adalah ayahnya sendiri.

Ketika Dayang Sumbi menyadari kebenaran, ia marah besar dan mengusir Sangkuriang.

Sangkuriang mengembara ke banyak tempat dan akhirnya pulang tanpa mengenali Dayang Sumbi sebagai ibunya.

Mereka berdua jatuh cinta, dan Dayang Sumbi menetapkan syarat yang mustahil dipenuhi Sangkuriang agar bisa menikahinya.

Namun, takdir berkata lain, dan Sangkuriang hampir berhasil menyelesaikan syarat itu.

Dayang Sumbi memohon pada Sang Hyang Tunggal untuk menghalangi pernikahan mereka.

Dengan keajaiban, para makhluk halus membantu dan Sangkuriang gagal menyelesaikan syarat.

Akibatnya, ia marah dan merusak hasil kerjanya, yang kemudian menjadi Gunung Tangkuban Parahu dan Gunung Burangrang.

Danau Bandung pun mengering dan menjadi lokasi Kota Bandung.

Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi, yang berubah menjadi bunga jaksi untuk menyelamatkan diri.

Sangkuriang menghilang ke alam gaib setelah mencapai Ujung Berung.

Legenda ini mengisahkan tentang cinta terlarang dan bagaimana kekuatan alam membentuk gunung dan danau.

Kisah ini menjadi cerita yang menarik dan mengajarkan tentang pentingnya pengendalian diri dan hormat pada takdir alam.

Fakta Geologis

Uniknya legenda Sangkuriang memiliki berbagai bukti kesesuaian geologis yang lumayan penting.

Penelitian geologis terbaru mengungkapkan bahwa sisa-sisa danau purba telah berumur 125 ribu tahun, dan danau tersebut mengering sekitar 16.000 tahun yang lalu.

Dua letusan dahsyat dari Gunung Sunda purba, yang disebut letusan Plinian, mengguncang bumi. Letusan pertama, sekitar 105.000 tahun lalu, hanya menjadi pemanasan untuk letusan kedua yang lebih dahsyat, terjadi sekitar 55.000-50.000 tahun yang lalu.

Letusan plinian kedua meruntuhkan kaldera Gunung Sunda purba, menciptakan Gunung Tangkuban Parahu yang megah, Gunung Burangrang yang kokoh (juga dikenal sebagai Gunung Sunda), dan Gunung Bukit Tunggul yang gagah.

Oleh karena itu timbul suatu persepsi bahwa orang Sunda telah hidup di dataran tinggi Bandung dan menyaksikan ketika letusan plinian kedua itu melanda.

Peristiwa dahsyat ini menyapu pemukiman sebelah barat Ci Tarum, di utara dan barat laut Bandung.