Menelusuri Kembali Jalur Kereta Api Rancaekek-Tanjungsari
RomansaBandung.com – Pada masa lalu yang jauh, tersembunyi di tengah hamparan tanah Jawa Barat, terdapat sebuah jalur kereta api yang kini terlupakan, Jalur Kereta Api Rancaekek-Tanjungsari.
Jalur ini, yang dahulu berperan penting dalam menghubungkan kota-kota dan perkebunan di daerah Jatinangor, kini hanya menjadi kenangan yang tenggelam dalam alur sejarah.
Dibangun sebagai infrastruktur perkebunan
Pada tahun 1917, dimulailah pengerjaan segmen Rancaekek-Tanjungsari dengan tujuan mulia untuk mendukung pertahanan militer di wilayah Sumedang serta memfasilitasi transportasi perkebunan di Jatinangor.
Setelah perjuangan yang panjang, jalur ini akhirnya diresmikan pada tanggal 13 Februari 1921.
Namun, mimpi untuk memperpanjang jalur hingga Sumedang harus pupus akibat Depresi Besar dan keterpurukan keuangan Hindia-Belanda yang dipicu oleh Perang Dunia I.
Takdir jalur kereta api ini semakin menyedihkan saat pemerintahan Jepang memutuskan untuk membongkarnya pada tahun 1942.
Dalam masa pendudukan Jepang, jejak-jejaknya yang pernah tegak gagah menjadi saksi bisu dari masa lalu yang penuh perjuangan.
Meskipun hanya sedikit bagian yang bertahan, seperti Jembatan Cincin Cikuda, Viaduk Jatinangor, dan Stasiun Tanjungsari, mereka menjadi peninggalan berharga yang mengingatkan kita akan kejayaan masa lalu.
Salah satu warisan terkenal yang masih bertahan adalah Jembatan Cikuda, sekarang dikenal sebagai Jembatan Cincin.
Jembatan ini telah menjadi saksi bisu dari seabad perjalanan sejarah di Jatinangor.
Meskipun terbuat dari beton, keputusan pembangunan menggunakan bahan yang lebih ekonomis pada masa itu, jembatan ini tetap menjadi landmark penting bagi masyarakat setempat, berfungsi sebagai jalan penyeberangan yang sangat berarti.
Rencana Aktivasi Jalur yang Tak Kunjung Terealisasi
Namun, pada 13 September 2018, cahaya harapan datang untuk jalur kereta api Rancaekek-Tanjungsari. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, di bawah kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil, mengumumkan rencana reaktivasi jalur ini bersama dengan dua jalur lainnya.
Proses reaktivasi jalur ini telah dimulai, dengan langkah awal berupa pemetaan jalur dan penertiban lahan.
Namun, tantangan besar muncul karena jalur ini telah dikelilingi oleh pemukiman penduduk yang padat.
Meskipun begitu, reaktivasi jalur kereta api ini sangat strategis. Dengan berdekatan dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) dan menjadi jalan akses utama menuju Bandar Udara Internasional Kertajati, jalur ini akan memberikan kemudahan aksesibilitas dan konektivitas yang lebih baik bagi masyarakat.
Sebuah harapan baru muncul, bahwa jejak terlupakan dari masa lalu akan bangkit kembali, menghubungkan kembali kisah-kisah dan membuka babak baru dalam sejarah transportasi di Jawa Barat.