Mengenal Lebih Dekat Bandar Udara Wiriadinata Tasikmalaya

“Awalnya, bandara ini dikenal sebagai Lapangan Udara Cibeureum, peninggalan penjajahan Belanda dan Jepang.”

RomansaBandung.com – Bandar Udara Wiriadinata, yang dikenal dalam bahasa Sunda sebagai Palabuan Udara Wiriadinata, terletak di Jln. Letkol Basyir Surya, Cibeureum, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 1,600 meter dengan lebar 45 meter, permukaan aspal, dan berada pada ketinggian 352 meter di atas permukaan tanah.

Selain melayani penerbangan sipil, bandara ini juga digunakan untuk pendidikan penerbangan melalui Dirgantara Pilot School Tasikmalaya (DPST).

Awalnya, bandara ini dikenal sebagai Lapangan Udara Cibeureum, peninggalan penjajahan Belanda dan Jepang.

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, rakyat Tasikmalaya berhasil merebut lapangan udara ini pada September 1945.

Pada tanggal 30 November 1946, Opsir Muda Udara (OMU) I Basir Surya diangkat sebagai Komandan Pangkalan Udara Cibeureum yang pertama, juga merangkap sebagai Kepala Teknik Udara.

Nama Lanud Wiriadinata diambil dari salah satu pahlawan TNI-AU, Laksamana Muda Udara (Anumerta) Raden Atje Wiriadinata, dan perubahan nama ini diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hanafie Asnan pada 20 September 2001 berdasarkan Surat Keputusan Nomor Skep/100/IX/2001.

Fasilitas

Pembentukan Lanud Wiriadinata sebagai Lanud Cibeureum Tasikmalaya adalah bagian dari sejarah panjang perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Pada Oktober 1945, dengan alat-alat seadanya, Basir Surya dan Tjarmadi berhasil memperbaiki pesawat Curen peninggalan Jepang dan berhasil diterbangkan oleh Adisutjipto di Maguwo, Yogyakarta.

Pada 7 November 1945, pesawat Nishikoren juga diterbangkan oleh Adisutjipto mengelilingi Tasikmalaya selama 30 menit.

Pembukaan resmi Pangkalan Udara Cibeureum dilaksanakan pada 13 April 1946 dengan berbagai kegiatan untuk memasyarakatkan minat dirgantara.

Pada 15 April 1946, dilakukan penerbangan formasi dengan rute Yogyakarta-Tasikmalaya-Wirasaba-Solo-Madiun-Malang oleh para penerbang terkenal seperti Husein Sastranegara, Tugiyo, Santoso, dan Wim Prajitno.