Mengungkap Misteri Pasar Setan Parongpong: Pengalaman Seram Seorang Ojol
RomansaBandung.com – Di balik gemerlapnya kota Bandung yang ramai dan modern, tersembunyi cerita-cerita mistis yang menghantui para pengemudi ojek daring seperti Edo.
Sebagai seorang ojol yang telah menjalani tugasnya selama lebih dari tiga tahun, Edo telah terbiasa dengan berbagai pengalaman unik, namun tidak ada yang sebanding dengan kejadian yang menimpanya di pasar setan Parongpong.
Pengalaman Seram
Pengalaman mencekam dimulai pada suatu malam, ketika Edo menerima pesanan untuk mengantar penumpang ke sebuah komplek di daerah Parongpong.
Tanpa curiga, Edo meluncur dengan semangat dari Cimahi melalui Jalan Kolonel Masturi, mengawasi jalanan yang sudah akrab baginya.
Selama perjalanan, suasana terasa biasa saja; penumpangnya tampak santai dan obrolan pun terjalin dengan lancar.
Namun, suasana berubah drastis ketika Edo tiba di komplek tempat penumpangnya harus turun.
Setelah melepaskan penumpangnya, Edo melanjutkan perjalanan pulang, tetapi tiba-tiba merasakan ketidaknyamanan.
Udara dingin dan kabut tebal tiba-tiba menyelimuti jalanan.
Yang lebih aneh, pemandangan di sekitarnya berubah secara misterius.
Di tengah kabut, Edo melihat sebuah pasar tradisional yang dipenuhi oleh warga yang mengenakan pakaian khas Sunda tradisional.
Pengelihatan ini mengejutkan Edo; kereta delman yang terparkir di bahu jalan semakin menambah nuansa misterius.
Selain itu, dagangan sayuran, buah-buahan, dan jajanan pasar terpampang di sekelilingnya, padahal sudah larut malam.
Tertarik dengan suasana yang aneh, Edo merasa haus dan ingin membeli minuman.
Namun, sebelum dia melangkah, sebuah bisikan gaib mengingatkannya untuk tidak membeli apapun di pasar itu.
Bisikan itu terasa mengancam, membuat Edo tidak berani melangkah lebih jauh.
Ketika dia mencoba melihat ke belakang melalui spion, Edo kaget bukan main.
Pasar tradisional yang tadi ramai itu lenyap tanpa jejak, meninggalkan Edo dalam kebingungan dan ketakutan.
Kabut tebal dan udara dingin yang kembali mencekam membuatnya semakin yakin bahwa dia harus segera meninggalkan tempat itu.
Tidak mau mengambil risiko lebih lanjut, Edo memutuskan untuk mengubah jalur perjalanannya, menghindari Jalan Kolonel Masturi.
Dia berkeliling melalui pertigaan Lembang dan melanjutkan perjalanannya ke arah Setiabudi, meskipun itu memperpanjang jarak pulangnya ke Cimahi.
Sejak kejadian mengerikan itu, Edo telah menghindari rute dari Lembang ke Parongpong melewati Jalan Kolonel Masturi pada malam hari.
Pengalamannya di pasar setan Parongpong telah memberikan warna baru dalam hidupnya sebagai seorang ojol, mengingatkannya bahwa di balik kota yang modern, terkadang masih tersembunyi misteri-misteri yang sulit dijelaskan oleh akal manusia.