Menunggu Reaktivasi dari PT. KAI, Inilah Beberapa Stasiun Non-Aktif di Bandung

“Ada masanya dimana Jaringan Kereta Api menghubungkan segala penjuru Bandung. Tapi sayangnya beberapa jaringan kereta api itu berhenti di tahun 80-an. Kini setelah Bandung semakin padat dan sesak kebutuhan untuk menghidupkan beberapa jaringan kereta api sangat dinantikan. “
RomansaBandung.com – Coba sejenak sobat bayangkan dari Ciwidey menuju kota Bandung, sobat tidak perlu bermacet-macet ria dan berpanas-panasan. Cukup menuju stasiun Ciwedey, pesan tiket kereta api lalu tiba-tiba saja dalam hitungan beberapa menit sobat telah tiba di kota Bandung. Begitu pula sebaliknya saat kembali pulang dalam hitungan sepersekian puluh menit saja sobat telah tiba di Ciwidey.
Narasi di atas hanyalah bayangan pengandaian apabila jalur kereta api yang menghubungkan Bandung dan Ciwidey kembali aktif. Bayangan seperti itu bisa jadi muncul juga dalam benak jutaan warga Bandung lainnya apabila menilik kondisi Bandung yang semakin mengkhawatirkan terutama dengan begitu minimnya angkutan transportasi massal di kota ini.
Yah.. Bandung kota yang begitu sobat romansa cintai ini. Akhir-akhir ini semakin mengkhawatirkan dengan kemacetan kota yang semakin parah. Beberapa pengamat transportasi bahkan memprediksi Bandung akan lumpuh dalam 10 tahun ke depan apabila permasalahan transportasi publik ini tak kunjung dibenahi.
Padahal di masa kolonial Belanda begitu banyak membangun jaringan kereta api mengitari segala sudut kota Bandung. Tapi sayangnya jaringan kereta api itu justru dihentikan selama dekade tahun 70-an dan 80-an. Belanda memang membuat jaringan kereta api itu untuk keuntungan pribadinya guna mengangkut berbagai komoditas perkebunan. Namun apabila jaringan kereta itu masih aktif setidaknya mungkin permasalahan kemacetan di Bandung sedikit teratasi.
Di tulisan kali ini mimin akan mengenalkan sobat romansa dengan berbagai stasiun serta jaringan kereta api non aktif di Bandung.
Jalur Kereta Api Cikudapateuh-Ciwidey

Jalur kereta api ini menghubungkan kota Bandung dengan berbagai kawasan di selatan Bandung seperti Buahbatu, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Banjaran, Soreang dan Ciwidey.
Di wilayah-wilayah yang telah disebutkan di atas saat ini dikenal sebagai wilayah dengan kemacetan cukup parah terutama di wilayah Bojongsoang dan Buahbatu saat jam pulang kerja berlangsung.
Sementara wilayah Soreang sedang banyak berkembang sebagai pusat pemerintahan Kabupaten, sedangkan Ciwidey sejak masa kolonial dikenal sebagai pusat aktivitas pariwisata alam.
Sisa-sisa rel dan stasiun kereta api di jalur ini masih mudah dijumpai. Sebut saja Stasiun Dayeuhkolot, Banjaran, Soreang dan Ciwidey. Di akhir tahun 2020 Gubernur Jawa sempat mewacanakan untuk mereaktivasi jalur keretap Bandung-Ciwidey. Namun hingga detik ini tidak ada tanda-tanda wacana itu akan berlanjut.






Jalur Kereta Api Dayeuhkolot - Majalaya
Dari Dayeuhkolot terdapat sebuah percabangan menuju Majalaya. Melalui percabangan ini, wilayah-wilayah di selatan lain seperti Ciparay dan Majalaya juga terhubung.
Apalagi sejak dulu kedua kawasan ini terkenal sebagai pusat industri. Tapi sayangnya di tahun 1942 jalur ini dihentikan oleh pemerintah pendudukan Jepang dan rel-rel dari jalur kereta ini diangkut ke Bayah untuk membangun jaringan rel menuju tambang batubara.
Hingga saat ini tidak ada sama sekali wacana menghidupkan jalur kereta api ini apalagi jalur menuju Dayeuhkolot pun belum juga dihidupkan. Sementara itu sisa-sisa dari jalur kereta api ini sangat sulit dijumpai selain karena rel-relnya diangkut Jepang keberadaan bekas stasiunnya pun sukar ditemukan.
Jalur Kereta Api Rancaekek - Tanjungsari
Di masa kolonial terdapat sebuah percabangan rel kereta api dari Stasiun Rancaekek menuju Stasiun Tanjungsari, Sumedang. Percabangan rel ini melewati kawasan yang saat ini sedang berkembang pesat Jatinangor/Cikeruh dan Tanjungsari.
Namun jalur rel ini bernasib serupa dengan jalur Dayeuhkolot – Majalaya, saat pendudukan Jepang, seluruh rel di jalur ini diangkut ke Burma untuk membangun rel maut kereta api Burma.
PT. KAI dalam waktu dekat berencana menghidupkan kembali jalur rel ini guna menghubungkan Bandung dengan Tanjungsari serta Bandara Kertajati di Majalengka. Namun hingga saat ini masih belum ada tanda-tanda pelaksanaan rencana itu.
Sementara itu sisa-sisa dari jalur kereta api ini masih bisa dijumpai antara lain Viaduct Jatinangor, Jembatan Cikuda dan Eks. Stasiun Tangjungsari.

