Romansa Bandung

Menyusuri Jejak Sejarah dan Keindahan Alam Gunung Kunci Sumedang: Pesona Arkeologi dan Alam yang Memikat

G-Maps: Destion Saputra

“Sebuah bukit yang difungsikan oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai benteng pertahanan.”

RomansaBandung.com – Gunung Kunci merupakan sebuah bukit kecil yang terletak sekitar 250 meter di sebelah barat alun-alun Kota Sumedang. 

Lokasinya dikelilingi oleh dua jalur jalan, sehingga mudah diakses baik menggunakan kendaraan pribadi beroda empat, angkutan umum, maupun sepeda motor.

 Di sekitar situs ini juga terdapat permukiman warga, dengan Gunung Palasari berada di sebelah baratnya.

Perbentengan era-Kolonial

Tinggalan arkeologis yang menarik adalah Benteng Kunci, yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. 

Benteng ini menggunakan beton dan merancang strukturnya sesuai morfologi Gunung Kunci. 

Di permukaan gunung ini, dibuat lorong-lorong dan ruang-ruang dengan berbagai fungsi. Beberapa bagian juga memiliki cerobong besi sebagai lubang ventilasi. 

Pada puncaknya, terdapat kelengkapan benteng berbentuk bangunan melingkar yang mengelilingi puncak Gunung Kunci. Bangunan ini memiliki bagian setengah lingkaran yang menjorok keluar. 

Dari puncak benteng, kita dapat menikmati pemandangan Kota Sumedang dan sekitarnya. 

Keindahan ini menjadi daya tarik untuk mengembangkan Benteng Gunung Kunci sebagai objek wisata budaya dan alam. 

Secara umum, kondisi situs masih terjaga, namun beberapa bagian perlu perhatian khusus, seperti pencahayaan dan kebersihan lorong yang menghubungkan bagian luar dan dalam benteng.

Pada permulaannya, sebidang tanah seluas 2.600 meter persegi di kawasan bukit kecil ini dimiliki oleh seorang bangsawan Sumedang. 

Pada awal tahun 1900, kepemilikan tanah tersebut berpindah tangan ke pemerintah penjajah Belanda. Setelah perubahan kepemilikan itu, bukit ini menjadi tempat berdirinya sebuah benteng pertahanan yang dibangun oleh penjajah Belanda. 

Di dalam kompleks bangunan benteng tersebut, berbagai struktur dengan fungsi yang berbeda dibangun, termasuk bungker, penjara, dan ruang-ruang yang digunakan untuk prajurit dan perwira Belanda.

Benteng pertahanan ini terletak di puncak bukit dengan bentuk yang mengingatkan pada motor tempel. Bangunan benteng ini memiliki panjang sekitar 70 meter dan lebar 30 meter. 

Di bagian dalam bangunan benteng terdapat bangunan lain yang terdiri dari kamar-kamar yang mampu menampung lima hingga tujuh tempat tidur. 

Sebagian besar bagian atas bangunan-bangunan ini disimbah menggunakan tanah, menambah ketinggian bukit.

Di bagian barat daya bangunan benteng, terdapat sebuah bungker bawah tanah yang terdiri dari dua lantai ke bawah. 

Kedua lantai ini memiliki peran yang berbeda; lantai paling bawah digunakan untuk menampung prajurit, sementara lantai atasnya menjadi ruang perwira. 

Lantai terbawah ini berakhir dengan pintu masuk yang di atasnya terdapat penanda lokasi bernama “PANDJOENAN,” dengan gambar dua kunci bersilangan dan tulisan “G. KOENTJI” serta tahun 1917.

G-Maps: Dendy Febydwiyana
G-Maps: Cecep Risnandar
G-Maps: Raynardthan Pontoh

Harga Tiket dan Fasilitas

Tahura Gunung Kunci buka setiap hari dari Senin hingga Minggu, mulai pukul 08.00 hingga 16.30 waktu setempat. Untuk masuk, pengunjung hanya perlu membayar tiket sebesar Rp. 7.000,-. Di dalam area Tahura Gunung Kunci, tersedia beberapa fasilitas yang dapat dinikmati, antara lain:

– Area parkir kendaraan

– Toilet

– Gardu pandang

– Warung makanan dan minuman

– Area bermain anak (Playground)

– Gazebo atau saung