Romansa Bandung

Monumen Lingga: Jejak Sejarah di Jantung Kota Sumedang

Monumen Lingga di Alun Alun Kabupaten Sumedang. (G-Maps: Fajar Fathurrahman)

“Monumen Lingga, begitu ia disebut, tidak hanya menjadi landmark kebanggaan masyarakat Sumedang, tetapi juga menyimpan cerita tentang penghormatan dan dedikasi kepada sosok besar di masa lalu. “

RomansaBandung.com – Di tengah Alun-Alun Kota Sumedang yang asri, berdiri sebuah monumen yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah. 

Monumen Lingga, begitu ia disebut, tidak hanya menjadi landmark kebanggaan masyarakat Sumedang, tetapi juga menyimpan cerita tentang penghormatan dan dedikasi kepada sosok besar di masa lalu. 

Terletak pada koordinat 06°51’11” LS dan 107°55’19” BT, monumen ini menjadi pusat perhatian di antara deretan bangunan penting yang mengelilinginya, seperti Pendopo Kabupaten Sumedang, Masjid Agung, penjara, dan Gedung DPRD.

Jika alun-alun masa lampau adalah tanah lapang sederhana yang dipenuhi rerumputan dan dinaungi pohon-pohon beringin, Alun-Alun Sumedang kini tampil lebih modern. 

Dengan pohon-pohon rindang, bangku-bangku taman, dan area terbuka yang nyaman, tempat ini menjadi ruang publik yang tak hanya berfungsi sebagai pusat kota, tetapi juga wadah bagi masyarakat untuk bersantai dan berkumpul.

Mengenang Sosok Pangeran Aria Soeria Atmadja

Monumen Lingga dibangun pada 25 April 1922 untuk mengenang Pangeran Aria Soeria Atmadja, seorang bupati yang memimpin Sumedang dari 31 Januari 1883 hingga 5 Mei 1919. 

Sosok ini dihormati atas pengabdiannya yang luar biasa, baik kepada rakyat maupun pemerintahan. 

Dalam masa kepemimpinannya, ia menerima berbagai penghargaan, termasuk Ridder van de Orde van den Nederlandschen Leeuw dan Officier van de Orde van Oranje-Nassau.

Di atas monumen ini terdapat prasasti yang bertuliskan pesan mendalam:

“Urang sadaya sami tunggal kaulaning Allah, saasal satekad keneh. Upami dikapalaan ku anu pangsampurnana wening galih sareng linuhung ajem tengtrem sadajana.”

Pesan ini menggambarkan semangat persatuan dan ketulusan yang diwariskan oleh Pangeran Aria Soeria Atmadja kepada rakyatnya.

(G-Maps: Kota Tuwo)
(G-Maps: Sepeda Rekreasi)

Arsitektur dan Fungsi Monumen

Monumen Lingga didesain dengan gaya yang unik. Bagian dasarnya berbentuk bujur sangkar, lengkap dengan tangga dan pagar di setiap sisi. 

Bangunan utamanya berbentuk kubus dengan sudut melengkung, yang di masa lalu berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang peninggalan bupati terdahulu. 

Pintu di bagian tengah monumen menjadi akses untuk memasukkan barang-barang tersebut.

Di bagian atas monumen, terdapat kubah setengah lingkaran yang menyerupai kubah masjid. 

Kubah ini ternyata dapat dibuka, menjadi akses untuk mengambil barang-barang di dalamnya. 

Kini, barang-barang peninggalan tersebut telah dipindahkan ke Museum Prabu Geusan Ulun, menjadikan monumen ini lebih dari sekadar tempat penyimpanan, melainkan simbol sejarah.