Romansa Bandung

Monumen Pertempuran Lengkong: Sebuah Saksi Bisu Perjuangan Heroik

(sumber:infobdg.com)

“Monumen ini tak hanya sekadar tugu, tetapi juga sebuah cermin dari pengorbanan besar yang dilakukan oleh para pejuang pada tanggal 2 Desember 1945.”

RomansaBandung.com – Tenggelam di tengah hiruk-pikuk lalu lintas Kota Bandung, tepatnya di pertigaan Jalan Lengkong Besar dan Jalan Cikawao, berdiri kokoh sebuah monumen yang menjadi saksi bisu dari sebuah peristiwa heroik yang tak banyak dikenal oleh banyak orang: Monumen Pertempuran Lengkong.

Monumen ini tak hanya sekadar tugu, tetapi juga sebuah cermin dari pengorbanan besar yang dilakukan oleh para pejuang pada tanggal 2 Desember 1945.

Dengan prasasti yang bertuliskan “Pengorbanan kami demi nusa bangsa dan Agama. Djalan Lengkong Besar, 2 Desember 1945”, serta tugu senapan mesin karabin yang dikelilingi pagar besi berbentuk bambu runcing, monumen ini memperingati peristiwa bersejarah tersebut.

(sumber:infobdg)

Pertempuran Lengkong

Pada tanggal 29 November, Kota Bandung menjadi medan pertempuran antara pihak Sekutu yang menguasai Bandung Utara dan pejuang Indonesia yang menguasai Bandung Selatan.

Tawanan Belanda tak bisa kembali ke markas di Bandung Utara karena jalur-jalur sudah dijaga ketat oleh pejuang Bandung.

Maka, pasukan Gurkha (Inggris) dan NICA (Belanda) dibantu oleh pasukan P An Tui (pasukan Tiongkok) melancarkan serangan ke daerah Ciateul untuk membebaskan tawanan Belanda.

Pertempuran meletus dengan sengit, dengan hanya beberapa pucuk senjata api dan bambu runcing sebagai senjata mereka, semangat 84 pemuda pasukan Hizbullah yang dipimpin oleh Affandi Ridwan tetap membara demi mempertahankan daerah Ciateul.

Serangan demi serangan menghujani daerah Lengkong Besar dan Ciateul, tetapi semangat para pejuang tak tergoyahkan.

Namun, kemenangan itu tidak datang tanpa biaya.

Pertempuran tersebut meninggalkan kerugian besar, baik dalam hal jumlah jiwa maupun harta benda.

Total, 119 orang tewas, 141 luka-luka, 162 rumah hancur, dan 325 rumah mengalami kerusakan akibat serangan pasukan sekutu.

Bandung selama revolusi

Peresmian Monumen

Pada tahun 1995, Monumen Pertempuran Lengkong diresmikan oleh Wali Kota Bandung Wahyu Hamidjaja sebagai penghormatan bagi para pahlawan yang berjuang dalam pertempuran melawan pasukan tentara Belanda (NICA) dan Inggris di Jalan Merdeka, Jalan Lembong, Jalan Lengkong Besar, dan Jalan Inggit Garnasih (Ciateul).

Hingga kini, Monumen Pertempuran Lengkong tetap menjadi saksi bisu dari perjuangan heroik tersebut, mengingatkan kita akan pengorbanan dan semangat para pejuang yang tak kenal lelah demi kemerdekaan dan kehormatan bangsa.

Keaslian dan makna historisnya tetap terjaga, menjadi cermin dari nilai-nilai kepahlawanan yang harus diwarisi dan dihargai oleh generasi-generasi mendatang.