Nama-nama Lain dari Bandung
RomansaBandung.com – Bandung mungkin nama yang sudah begitu familiar saat ini untuk menyebut kota yang menjadi ibukota dari provinsi Jawa Barat ini. Tapi tahukah…. sobat romansa sekalian wilayah yang kini dikenal sebagai Bandung juga pernah memiliki sebutan nama lain.
Ukur
Boleh dibilang nama Ukur ini adalah nama pertama yang muncul untuk menyebut sebagian besar yang wilayah yang kini dikenal sebagai Bandung. Sebutan ini muncul saat sebagian besar wilayah Jawa Barat berada di bawah penguasaan Kesultanan Mataram Islam di abad ke-17.
Ukur atau lebih dikenal sebagai Tatar Ukur berada di bawah pimpinan Wedana Bupati bernama Dipati Ukur. Luas wilayahnya sangat luas apabila dibandingkan dengan luas Bandung saat ini.
Ukur saat itu terbagi ke dalam sembilan wilayah yang dinamakan sebagai Ukur Sasanga (sembilan). Dari kesembilan wilayah itu ada kurang lebih 5 wilayah yang membentuk Bandung saat ini. Wilayah-wilayah itu antara lain: Ukur Bandung (Banjaran dan Cipeujeuh), Ukur Pasirpanjang (Majalaya dan Tanjungsari), Ukur Biru (Ujungberung Wetan), Ukur Kuripan (Ujungberung Kulon, Cimahi dan Rajamandala), dan Ukur Batulayang (Kopo, Rongga, dan Cisondari). Sisa empat ukur lain berada di wilayah yang kini menjadi Kabupaten Subang, Sumedang dan Karawang.
Pusat Pemerintahan Ukur sendiri di masa itu berada di Ukur Bandung tepatnya di wilayah yang kini menjadi wilayah Ciparay dan Pacet.
Bandoong
Nama Bandoong ini banyak ditemui pada catatan VOC serta perjalanan orang-orang Eropa yang menguasai Bandung di abad ke-17,18 hingga 19. Nama Bandoong sendiri kemungkinan pelafalan atau pengucapan orang Belanda untuk menyebut Bandung.
Bandoeng
Di akhir abad ke-19 barulah banyak buku dan catatan Belanda yang menyebut kota ini sebagai Bandung meskipun dalam pelafalan ejaan Belanda. Perlu diketahui dalam ejaan Belanda U ditulis dengan OE sehingga Bandung menjadi Bandoeng.
Oleh karenanya meskipun ditulis dengan nama Bandoeng namun tetap dibaca sebagai Bandung. Orang-orang Bandung saat ini yang tidak mengetahui perihal ejaan ini sering menyebut Bandoeng dengan Bandoeeng…. Maklum saja karena seiring dengan merdekanya Indonesia pengaruh Belanda dalam ejaan bahasa Indonesia mulai hilang.