Romansa Bandung

Beberapa Orang Sunda yang Pernah Memegang Kepala Pemerintahan/Kepala Negara. Siapa saja Mereka?

Cap Kepresidenan

“Walau menduduki urutan kedua sebagai salah satu suku terbesar secara jumlah populasi setelah suku Jawa, tapi hampir sangat jarang sekali orang Sunda yang menduduki posisi tinggi dalam pucuk pemerintahan.”

RomansaBandung.com – Hingga saat ini orang Sunda secara jumlah populasi menduduki urutan kedua sebagai suku bangsa terbesar di Indonesia setelah suku Jawa. Persentase mereka sekitar 15% dari seluruh populasi Indonesia. 

Artinya secara populasi seharusnya orang Sunda memainkan peranan besar utamanya dalam bidang perpolitikan tanah air.  Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya perwakilan orang Sunda yang pernah memegang jabatan tinggi negara entah itu sebagai Presiden, Wakil Presiden atau Perdana Menteri ketika jabatan ini belum dihapuskan sangatlah minim.

Dari 7 Presiden Indonesia tidak ada satupun perwakilan orang Sunda pernah menduduki jabatan itu. Tapi kekosongan itu sebenarnya bisa saja terisi andai jabatan Ketua PDRI dianggap setara Presiden. Nah… klo begitu barulah setidaknya orang Sunda memiliki perwakilan disana yakni Mr. Syafrudin Prawiranegara. 

Mr. Syafrudin Prawiranegara sempat menjadi kepala pemerintahan sekaligus kepala negara sementara kala membentuk pemerintahan darurat selama Agresi Militer Belanda II antara tahun 1948 – 1949. Pemerintahannya kelak dikenal sebagai Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ibukota di Sumatra Barat. 

Sementara dalam jabatan Wakil Presiden keterwakilan orang Sunda setidaknya cukup lumayan mendingan. Dari 13 orang wakil Presiden Indonesia ada dua orang bersuku Sunda yakni Umar Wirahadikusumah asal Sumedang yang menjabat wakil Presiden dari tahun 1983 hingga 1988 dan wakil Presiden petahana saat ini K.H Ma’ruf Amin asal Banten. 

Selain itu selama dekade 1950-an Indonesia sempat menganut sistem pemerintahan parlementer dimana Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara. Sementara kepala pemerintahan dijabat oleh seorang Perdana Menteri. Jabatan ini lalu dihapuskan oleh Presiden Soekarno akibat ketidakstabilan politik. Dari 11 orang yang pernah memegang jabatan Perdana Menteri Indonesia. Satu orang berasal dari suku Sunda yakni ir. H. DJuanda dari Tasikmalaya. Djuanda sendiri menjabat selama 2 tahun (1957-1959) dan menjadi pemegang terakhir jabatan itu sebelum dihapus oleh Soekarno. 

Syafruddin Prawiranegara (Ketua PDRI 1948-1949)

Syafruddin Prawiranegara tahun 1947

Lahir di Serang, Banten tahun 1911. Syafruddin bersuku Sunda Banten dengan mewarisi darah Minangkabau dari ibunya. Kakek dari Ibu Syafruddin masih merupakan keluarga dari Raja Pagaruyung yang dibuang Belanda ke Banten karena terlibat Perang Padri. 

Syafruddin berperan besar dalam menyelamatkan Indonesia di fase-fase kritis sebagai akibat Agresi Militer Belanda II dimana Soekarno dan Hatta ditangkap oleh militer Belanda. Kala itu Syafruddin membentuk pemerintahan sementara dengan nama Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dengan dia sebagai Ketuanya. 

Pemerintah Darurat bikinan Syafruddin ini beribukota di Bukittinggi, Sumatra Barat dan sukses menjaga eksistensi Republik Indonesia.   

Ir. H. Djuanda (Perdana Menteri ke-11 Indonesia)

ir. H. Djuanda Kartawidjaja

Djuanda merupakan orang Sunda kelahiran Tasikmalaya. Dia menjabat sebagai Presiden di tahun 1957-1959 di tengah ketidakstabilan Politik Indonesia setelah pengakuan kedaulatan Belanda. 

Pemerintahannya yang singkat selama dua tahun dipenuhi oleh berbagai macam gejolak politik dari pembubaran konstituate (badan perancang UUD baru), pergolakan PRRI dan Permesta di Sumatra dan Sulawesi, hingga meningkatkannya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.

Tapi pemerintahannya juga memberikan satu warisan besar berupa pernyataan Deklarasi Djuanda dimana Indonesia adalah sebuah negara Kepulauan. Oleh karenanya laut-laut yang berada di dalam wilayah Indonesia menjadi hak kedaulatan bangsa Indonesia. 

Umar Wirahadikusumah (Wakil Presiden Indonesia ke-4)

Umar Wirahadikusumah

Umar Wirahadikusumah berasal dari Sumedang dan berkarir sebagai seorang militer. Jabatan yang pernah dia emban ialah Panglima Daerah Militer Jakarta Raya, Panglima Kostrad, serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). 

Umar menjabat sebagai wakil Presiden untuk mendampingi Soeharto di tahun 1983-1988. Artinya Umar menjadi wakil presiden selama masa pemerintahan orde baru dan menjadi orang Sunda pertama yang menduduki jabatan itu.  

K.H Ma'ruf Amin, Wakil Presiden ke-13 Indonesia

K.H Ma’ruf lahir di Tangerang, Banten tahun 1943 selama Pemerintahan Pendudukan Jepang dari keluarga ulama. Buyutnya adalah salah seorang ulama Indonesia paling kenamaan di dunia Islam yakni Syekh Nawawi Al-Bantani. 

 Aktivitas K.H Mar’uf sebelum menjabat wakil presiden banyak dihabiskan di lingkungan pesantren serta organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu juga yang mengantarkannya menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia. 

Di tahun 2019 Ma’ruf Amin terpilih sebagai wakil presiden mendampingi Presiden Joko Widodo untuk masa jabatan selama lima tahun hingga tahun 2004.