Pabrik Kina Bandung: Saksi Bisu Sejarah Panjang Industri Farmasi Indonesia
RomansaBandung.com – Pada tanggal 29 Juni 1896, di Jalan Pajajaran Bandung, berdirilah Pabrik Kina yang menjadi tonggak sejarah industri farmasi di Indonesia.
Pabrik ini, yang pada awalnya dikenal dengan nama Bandoengsche Kinine Fabriek N.V., adalah kawasan industri tertua di Bandung dan telah menjadi bagian penting dari sejarah kota ini.
Berawal dari Wabah Malaria yang Menjalar Bandung
Latar belakang berdirinya pabrik ini tak lepas dari wabah malaria yang melanda Batavia pada masa itu.
Banyak penduduk Eropa yang tinggal di Batavia meninggal dunia akibat penyakit ini, hingga kota tersebut dijuluki “Het graf van het oosten” atau “kuburannya negeri timur.” Menanggapi situasi yang memprihatinkan ini, pada tahun 1851, Menteri Jajahan Seberang Lautan Belanda, Ch. F. Pahud, mengusulkan kepada ahli botani ternama, P.W. Junghuhn, untuk membudidayakan tanaman kina di Jawa.
Upaya ini dimulai dengan pengadaan biji kina terbaik dari Prancis oleh Prof. de Vriese di tahun yang sama. Biji-biji ini kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor, dan dalam waktu singkat, tanaman kina berkembang menjadi berpuluh batang, siap untuk dibudidayakan lebih lanjut.
Pemerintah Hindia Belanda menyadari pentingnya mengolah kina menjadi garam kina untuk melawan malaria.
Maka didirikanlah Pabrik Kina di Bandung dengan arsitektur bergaya art deco yang dirancang oleh Gnelig Mijling AW. Pada tahun 1942, saat pendudukan Jepang, pabrik ini diambil alih dan diberi nama Rikugunkinine Seizoshyo, dengan sebagian besar hasil produksinya diangkut ke Jepang.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Belanda kembali mengambil alih pabrik ini dan mengembalikan namanya menjadi Bandoengsche Kinine Fabriek N.V.
Namun, tidak lama setelah itu, pada tahun 1958, nasionalisasi perusahaan-perusahaan warisan Belanda dilakukan, termasuk pabrik ini. Pengelolaannya kemudian diserahkan kepada Badan Nasionalisasi Perusahaan-perusahaan Belanda (Banas).

Berubah Menjadi PT. Kimia Farma
Pada tahun 1961, pabrik ini diubah namanya menjadi Perusahaan Negara (PN) Farmasi dan Alat Kesehatan Bhineka Kina Farma, dan akhirnya, melalui Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1971, pabrik ini berubah status menjadi PT (Persero) Kimia Farma yang kita kenal hingga sekarang.
Pabrik Kina Bandung bukan hanya sebuah tempat produksi, tetapi juga sebuah situs sejarah yang menggambarkan perkembangan industri farmasi di Indonesia.
Dari masa kolonial, pendudukan Jepang, hingga era nasionalisasi, pabrik ini telah melalui berbagai fase sejarah yang mencerminkan dinamika bangsa Indonesia.