Indahnya Panorama Pemandangan Sepanjang Rel Kereta Api Non-Aktif Bandung-Ciwidey
RomansaBandung.com – Bagi sobat romansa yang pernah jalan-jalan ke Ciwidey pasti sering melihat begitu banyaknya bertebaran sisa-sisa jalan kereta api dan jembatan yang membentang dari Soreang hingga Ciwidey.
Sisa-sisa dari peninggalan jaringan kereta api itu nampak sekali sudah kelihatan tua, usang, tak terawat dan terbengkalai. Namun satu hal yang tak bisa dipungkiri keindahan dan keeksotikan pemandangan alam sepanjang jalur kereta api itu.
Dari mulai hijaunya pesawahan, jembatan yang membelah air sungai jernih hingga sisa jaringan rel kereta yang menembus celah-celah perbukitan. Andai saja jalur kereta api ini hidup kembali pastinya akan banyak sekali menarik minat wisatawan untuk menaikinya.
Dibangun Belanda untuk Sarana Pengangkutan Perkebunan
Jalur rel kereta api Bandung – Ciwidey dibangun oleh Belanda selama tahun 1920-an guna mempermudah pengangkutan hasil-hasil pekerbunan dari kawasan Ciwidey ke Batavia. Sebelum adanya jaringan kereta api ini, pengangkutan hasil-hasil perkebunan di wilayah ini masih sangat tradisional yakni dengan menggunakan pedati yang memakan waktu berhari-hari dan ongkos yang mahal.
Oleh karenanya di tahun 1920-an Belanda mulai membangun jaringan kereta api ini dengan menciptakan percabangan rel diantara stasiun Kiaracondong dan Cikudapateuh yang mengarah ke selatan. Dari sana rel kereta api melintasi Stasiun Cibangkonglor, Halte Cibangkong, Halte Buahbatu, Halte Bojongsoang dan Stasiun Dayeuhkolot.
Dari sepanjang Cibangkolor hingga Stasiun Dayeuhkolot jalur rel kereta api telah dipadati oleh pemukiman warga maupun fasilitas umum seperti sekolah, kantor hingga pasar. Padahal apabila sobat romansa sekali menengok stasiun ini di foto-foto lama. Wilayah sekitaranya masih nampak indah dan lengang.
Dari Dayeuhkolot rel berlanjut menuju Banjaran melintasi sepanjang jalan raya Banjaran. Disini pun sama lintasan rel telah banyak berganti menjadi gang-gang sempit pemukiman warga. Stasiun Banjaran sendiri terletak tidak jauh dari terminal Banjaran dan telah berubah menjadi warung.
Panorama Indah dan Eksotis Jalur Kereta Api Ciwidey
Dari Soreang, Rel Kereta Api menuju perhentian akhir di Stasiun Ciwidey. Dari sinilah pemandangan indah dan eksotis Ciwidey umum dijumpai mulai dari jembatan kereta api yang melintasi sungai jernih, bentangan sawah yang berada di kanan kirinya hingga kaki gunung Patuha yang hijau.
Saking indahnya di tahun 90-an salah satu jembatan eks peninggalan kereta api Bandung Ciwidey ini pernah digunakan sebagai tempat syuting sebuah film Belanda berlatar Indonesia masa Hindia-Belanda berjudul “Oeroeg”.