PERSIB vs AC Milan: Sebuah Pertandingan Bersejarah yang Sarat Makna
RomansaBandung.com – Kegembiraan atas kemenangan PERSIB dalam Kompetisi Perserikatan 1993/1994 masih dirasakan para pemain dan pendukung.
Di tengah euforia kemenangan ini, PERSIB mendapatkan kehormatan luar biasa dari PSSI: kesempatan untuk bertanding melawan klub raksasa Italia, AC Milan.
Pertandingan tersebut dijadwalkan berlangsung di Stadion Utama Senayan, Jakarta, pada tanggal 4 Juni 1994.
Melawan Klub Raksasa Eropa
AC Milan, di bawah arahan pelatih legendaris Fabio Capello, datang dengan skuad yang tidak sepenuhnya lengkap.
Beberapa nama besar seperti Franco Baresi dan Paolo Maldini absen karena komitmen di tim nasional Italia yang berlaga di Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.
Dua bintang Belanda, Ruud Gullit dan Marco van Basten, juga tidak hadir; Gullit sedang dipinjamkan ke Sampdoria, sementara van Basten menderita cedera.
Jean-Pierre Papin, meskipun ikut dalam rombongan, tidak bisa dimainkan karena kontraknya telah berakhir pada 31 Mei 1994 dan ia memilih pindah ke Bayern Munich.
Namun, absennya beberapa pemain bintang tidak membuat kekuatan Milan berkurang.
Skuad yang datang ke Jakarta masih berisi pemain-pemain kelas dunia seperti Marcel Desailly, Zvonimir Boban, Dejan Savicevic, Gianluigi Lentini, dan Brian Laudrup. Ditambah lagi, Milan membawa beberapa pemain muda berbakat yang sedang dimatangkan oleh Capello, seperti Paolo Baldieri, Christian Antigori, dan Stefano Desideri.
Kalah Telak
Pertandingan ini menjadi pengalaman berharga bagi PERSIB.
Di hadapan pemain-pemain bertubuh besar dan penuh kepercayaan diri dari Milan, skuad PERSIB yang diturunkan oleh pelatih Indra M. Thohir merasa kurang percaya diri.
Yusuf Bachtiar, salah satu pemain PERSIB, bahkan mengakui bahwa postur tubuh pemain Milan yang besar membuat mereka merasa terintimidasi.
“Bayangkan, saya saja hanya sepundak mereka,” katanya.
PERSIB menurunkan formasi terbaiknya dengan Aries Rinaldi sebagai kiper, dibantu oleh pemain-pemain seperti Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi, dan Yusuf Bachtiar.
Di awal pertandingan, Milan bermain santai, tetapi kualitas pemain yang berbeda jauh membuat PERSIB hanya mampu bertahan selama 15 menit pertama.
Setelah itu, Dejan Savicevic mencetak dua gol cepat pada menit ke-17 dan 18, diikuti gol dari Lentini pada menit ke-26, dan Baldieri menutup babak pertama dengan skor 4-0 pada menit ke-27.
Di babak kedua, Milan tidak mengendurkan serangan.
Baldieri melengkapi hattrick-nya dengan dua gol tambahan pada menit ke-48 dan 58.
Christian Antigori dan Stefano Desideri menambah dua gol lagi pada menit ke-68 dan 78, membuat Milan menang telak 8-0.
Meskipun PERSIB kalah telak, Fabio Capello memberikan pujian kepada salah satu pemain mereka, Yudi Guntara, yang dinilai bermain cukup baik dalam pertandingan itu.
Pujian dari pelatih sekelas Capello tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi PERSIB.
Kekalahan dari Milan tidak membuat PERSIB terpuruk.
Pada ajang Piala Siliwangi yang diadakan sebagai persiapan menuju kompetisi tahun berikutnya yang berformat Liga dengan menyatukan klub Perserikatan dan Galatama, PERSIB berhasil tampil gemilang dan keluar sebagai Juara Pertama.