Romansa Bandung

Pulau Biawak, Satu-satunya Pulau Indah Milik Jawa Barat

Pulau Biawak di Kabupaten Indramayu

“Pulau seluas 120 hektar ini dikenal dengan keindahan tanaman bakau yang hijau dan rapat, terlihat memukau dari ketinggian.”

RomansaBandung.com – Pulau Biawak atau Pulau Rakit terletak di kepulauan Biawak, Laut Jawa, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Pulau Biawak berada sekitar 40 kilometer di utara semenanjung Indramayu, secara administratif termasuk dalam wilayah kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.

Spot Wisata yang Eksotis

Pulau Biawak merupakan salah satu destinasi pariwisata menarik untuk dikunjungi.

Pulau seluas 120 hektar ini dikenal dengan keindahan tanaman bakau yang hijau dan rapat, terlihat memukau dari ketinggian.

Nama pulau ini diambil dari banyaknya satwa biawak yang hidup di sana.

Perjalanan ke pulau ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 3 hingga 4 jam menggunakan perahu motor dari pelabuhan Karangsong, Indramayu.

Pulau ini terkenal sebagai objek wisata bahari dengan taman laut yang indah, keberagaman ikan hias, serta terumbu karang yang masih asri.

Pulau Biawak Meskipun nama asli pulau ini adalah Pulau Rakit, Pemerintah Kabupaten Indramayu menamainya Pulau Biawak karena keberadaan banyak satwa liar, terutama biawak (Varanus salvator), yang menjadi ciri khasnya.

Biawak-biawak ini hidup di habitat air asin. Di sekitar senja, puluhan biawak dengan ukuran mulai dari 20 cm hingga 1,5 meter terlihat berenang di tepi pantai, sedang mencari makanan.

Selain dikenal sebagai Pulau Biawak, pulau ini juga dikenal dengan nama Pulau Menyawak dan Pulau Bompyis.

Pulau ini menawarkan pesona wisata yang unik, dengan terumbu karangnya yang masih alami dan hidup.

Di antara keempat pulau tersebut, hanya Pulau Biawak yang masih utuh dalam segala hal.

Sementara tiga pulau lainnya hanya terdiri dari hamparan karang belaka. Pulau Gosong, misalnya, mengalami kerusakan karena material karangnya diambil untuk pengurukan lokasi kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan.

Mercusuar Warisan Belanda

Keberadaan pulau ini merupakan potensi bahaya bagi jalur pelayaran kapal laut yang melintasi kepulauan tersebut.

Oleh karena itu, pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, didirikan bangunan mercusuar untuk membantu navigasi kapal-kapal.

Mercusuar setinggi sekitar 65 meter itu dibangun oleh ZM Willem pada tahun 1872.

Hingga kini, bangunan tersebut masih berfungsi sebagai panduan bagi kapal-kapal besar maupun kecil yang melintas.

Usia mercusuar ini diperkirakan seumur dengan mercusuar di Pantai Anyer.