SD pun Tak Lulus, Tapi Dari Rakyat Biasa Hingga Wakil Presiden Kena Prank-Nya
RomansaBandung.com – Entah akibat rendahnya tingkat literasi atau memang mudah kena tipu.
Akhir akhir ini banyak sekali konten-konten yang seakan-akan itu kisahnya nyata tapi ujung-ujungnya cuma konten prank belaka.
Kasus terakhir yang ramai dibicarakan ialah seputar konten pranknya Baim Wong.
Walaupun sudah dikenal sebagai seorang pencipta konten-konten prank.
Tapi luar biasanya objek yang dia prank kali ini sudah bukan lagi masyarakat biasa akan tetapi sebuah institusi resmi negara.
Tak tanggung-tanggung lagi institusi negara yang dia prank itu POLRI.
Gila Bukan! Entah sudah kehabisan ide konten atau ngebet biar kontennya cepet viral yang pasti sudah bisa ditebak.
Baim dan Istrinya ujung-ujungnya diperiksa Polisi dan sudah masuk ke tahap penyidikan.
Tapi siapa sangka, sejarah mencatat kejadian serupa telah terjadi pada dekade tahun 70-an.
Tetapi, korban dari konten prank kali ini bukanlah pejabat biasa, melainkan seorang Menteri dan Wakil Presiden.
Ceritanya begitu kocak dan sedap-sedap ngeri, mari kita dengarkan dengan seksama!
Dari Rakyat Biasa Hingga Wakil Presiden Kena Prank!

Syahdan kisah bermula di dekade tahun 70-an. Seorang wanita asal Aceh bernama Cut Zahara Fona, menggemparkan seluruh negeri.
Cut Zahara Fona mengklaim janin yang berada di dalam kandungannya bisa berbicara dan juga mengaji.
Kisahnya yang penuh keajaiban ini sukses menarik rasa keingintahuan masyarakat. Berbondong-bondong orang-orang mengantri hanya untuk mendengarkan janin dari dalam perutnya yang konon pandai mengaji.
Kabar keanehan dari janin yang dikandung Cut Zahara Fona ini pun akhirnya sampai juga ke telinga para kaum agamawan dan pejabat negeri.
Beberapa ulama yang dimintai pendapat tentang fenomena ini memberikan pandangan yang cenderung membenarkan keanehan tersebut.
Mereka berpendapat bahwa janin yang bisa mengaji merupakan bukti kekuasaan Tuhan. Keanehan ini bahkan berhasil meyakinkan Wakil Presiden saat itu, Adam Malik, untuk mengundang Cut Zahara Fona ke Istana.
Pertemuan antara Cut Zahara dan Wakil Presiden Adam Malik pun diliput oleh Surat Kabar Pos Kota dan Harian Merdeka.
Kabar fenomena janin yang bisa mengaji ini tidak hanya menggemparkan Indonesia, tetapi juga menarik perhatian Perdana Menteri Malaysia Tengku Abdul Rahman Putra.
Mirip dengan Adam Malik, PM Malaysia ini juga percaya bahwa janin dalam perut Cut Zahara Fona itu benar-benar bisa mengaji.
Pikirnya semua ini sudah jadi kehendak Tuhan sama halnya dengan kisah Maryam yang melahirkan bayi Nabi Isa.
Ternyata Tape Recorder
Namun untungnya tak semua orang percaya akan kisah takhyaul Cut Zahara Fona yang mirip kisah-kisah di negeri dongeng itu.
Dr. Herman Susilo, yang saat itu menjabat Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta meragukan kisah keajaiban janin itu.
Menurut Herman mana mungkin bayi dalam kandungan bisa bicara untuk membuka mulut dan bernafas saja mereka belum mampu.
Tapi gilanya ada saja masyarakat Ndableg nya tidak ketulungan.
Karena pendapatnya yang meragukan keajaiban janin itu Dr. Herman menghadapi ancaman pembunuhan dari orang-orang percaya secara fanatik dengan janin yang bisa mengaji itu.
Sebagaimana peribahasa sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga.
Kisah kebohongan Cut Zahara Fona akhirnya terbongkar juga.
Kapolres Banjarmasin yang sudah lama curiga menggeledah Cut Zahara Fona saat tengah berkunjung ke Banjarmasin.
Benar saja kecurigaannya selama ini ternyata Cut Zahara Fona menyembunyikan tape recorder dibalik kain penutup perutnya.
Jadi selama ini suara janin mengaji itu berasal dari suara tape recorder yang memutar murrotal Qur’an.
Benar-benar luar biasa si Cut Zahara Fona bukan soal tipuan tape recordernya itu.
Tapi soal keahlian pranknya itu loh! Bayangin coba satu Indonesia kena prank termasuk seorang Adam Malik yang notabene Wakil Presiden Indonesia.
Uniknya lagi si Cut Zahara Fona SD pun tak lulus.
Setelah kedoknya terbongkar, Cut Zahara dipenjara.
Meski sempat melarikan diri, dia akhirnya ditangkap kembali.
Tidak heran bahwa Cut Zahara Fona dijuluki penipu kelas kakap yang berhasil merayu banyak tokoh agama, tokoh pemerintahan, dan bahkan kaum intelektual berpendidikan tinggi.
Cut Zahara Fona ini boleh dibilang sedikit cerdik tak lulus SD saja dia sudah sukses mengelabui ulama, tokoh pemerintahan, hingga kaum intelektual berpendidikan tinggi.
Kejadian ini mengingatkan kita bahwa tingkat literasi dan kecerdasan kritis sangat penting untuk menghindari jebakan kebohongan.
Terlebih lagi, dalam dunia digital seperti sekarang, kita harus tetap waspada terhadap konten-konten yang seakan-akan nyata tapi pada akhirnya hanya prank belaka.
Sejarah ini memberikan pelajaran berharga bahwa dalam menghadapi konten yang aneh dan tidak masuk akal, kita perlu menggunakan akal sehat dan pengetahuan untuk membedakan antara fakta dan kebohongan.
Dan yang terpenting, jangan terlalu mudah percaya pada hal-hal yang terlalu fantastis dan tak masuk akal, karena kadang-kadang kebenaran bisa jauh lebih aneh daripada fiksi.