Romansa Bandung

Stasiun Garut: Dari Mati Suri Hingga Aktif Kembali

(G-Maps: Nicko Chaerudin N

“Sempat mati suri selama puluhan tahun Stasiun Kereta Api Garut kembali aktif di tahun 2020.”

RomansaBandung.com – Stasiun Garut (GRT) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Pakuwon, Garut Kota, Kabupaten Garut.

Stasiun ini berada pada ketinggian +717 meter di atas permukaan laut dan termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung.

Berjarak 19 km sebelah selatan dari Cibatu, stasiun ini telah mengalami perjalanan panjang, dari masa kejayaannya hingga masa mati suri, dan kini kembali aktif melayani masyarakat..

Dua rangkain Lokomotif di Stasiun Garut sekitar tahun 60-70an. (G-Maps: Datuk Kalu)

Dibangun Belanda Mati Suri di Zaman Orde Baru

Stasiun Garut dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur Cibatu–Garut.

Pada awalnya, pembangunan jalur ini bertujuan untuk menghubungkan jalur utama lintas selatan Jawa dengan pusat pemerintahan Garut.

Jalur ini kemudian diperpanjang hingga Cikajang untuk memperluas cakupan layanan. Jalur kereta api dari Cicalengka hingga Garut diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1889 oleh Gubernur Jenderal Pijnacker Hordijk bersama istrinya, setelah melalui pekerjaan yang intensif selama dua tahun.

Bangunan stasiun yang lama kini telah digantikan dengan bangunan modern yang mirip dengan Stasiun Karawang dan Rambipuji.

Pada tahun 1947, stasiun ini sempat rusak akibat serangan tentara Belanda, namun berhasil direnovasi.

Hingga tahun 1980-an, Stasiun Garut masih aktif dan ramai dikunjungi oleh pengguna jasa angkutan kereta api.

Namun, pada tahun 1983, stasiun ini ditutup karena sarana yang sudah tua dan kalah bersaing dengan mobil pribadi serta angkutan umum.

Selain itu, kerugian yang dialami oleh PJKA akibat penumpang gelap juga menjadi salah satu alasan penutupan stasiun ini.

Selama masa nonaktifnya, stasiun ini sempat digunakan sebagai kantor sekretariat MPC Pemuda Pancasila Garut dan emplasemennya berubah menjadi pasar.

Bangunan stasiun yang dulu megah kini hanya menjadi saksi bisu dari kejayaan masa lalunya.

Stasiun Kereta Api Garut saat nonaktif digunakan sebagai markas Pemuda Pancasila cabang Garut. (sumber: railfansid.fandom.com)

Aktivasi Kembali di tahun 2020

Minat masyarakat Garut terhadap moda kereta api kembali bangkit seiring dengan program reaktivasi perkeretaapian yang dicanangkan oleh Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian BTP Jawa Bagian Barat (sekarang BTP Bandung).

Stasiun Garut yang sempat nonaktif sejak tahun 1983 kemudian dihidupkan kembali sebagai bagian dari program ini.

Proses reaktivasi stasiun ini melibatkan serangkaian renovasi besar-besaran.

Semua bangunan yang berdiri di atas lahan PT KAI harus dibongkar, termasuk bangunan yang berada di sekitar rumah dinas peninggalan Staatsspoorwegen.

Pada awalnya, peresmian jalur KA Cibatu–Garut direncanakan pada akhir Februari atau awal Maret 2020.

Namun, pandemi Covid-19 menyebabkan penundaan peresmian ini.

Akhirnya, pada tanggal 24 Maret 2022, stasiun ini resmi dibuka kembali bersamaan dengan peresmian reaktivasi jalur Cibatu–Garut.

Kini, bangunan stasiun yang baru tampil modern dengan peron dan kanopi yang diperbarui.

Jalur 1 di stasiun ini merupakan sepur lurus, sementara jalur 2 digunakan untuk kedatangan dan keberangkatan kereta api antarkota, serta jalur 3 digunakan sebagai sepur belok untuk langsiran lokomotif dan parkir rangkaian kereta api.

Layanan Kereta Api

  • Papandayan (Panoramic)

    • Relasi: Garut – Gambir
    • Kelas: Eksekutif, Ekonomi Premium
  • Cikuray

    • Relasi: Garut – Pasar Senen
    • Kelas: Ekonomi
  • Commuter Line Garut

    • Relasi: Garut – Purwakarta
    • Relasi: Garut – Padalarang