Romansa Bandung

Televisi Chapter 7 Cermin (Cerita Nyeremin)

“Dari balik sofa besar sekilas remote televisi di gerakkan naik turun ke bawah.”

RomansaBandung.com -Sepulang sekolah seperti biasa aku langsung bermain dengan teman-temanku di lapangan belakang rumah.

Aku tak seperti kakak-kakak ku yang langsung mengerjakan tugas dari sekolah begitu pulang ke rumah.

Bagiku hati dan pikiran ini butuh hiburan barang sejenak saja.

Kebiasaanku mengerjakan tugas selalu ku lakukan pada pukul dua atau tiga pagi dini hari.

Bahkan di hari libur pun ku gunakan untuk belajar di waktu tersebut.

Menurutku itu adalah suasana yang nyaman dan tenang tanpa ada gangguan “kebisingan” di rumah ini.

Ketika menuruni anak tangga selalu saja ku dengar televisi di ruang tengah masih menyala.

Hmm…mungkin ini ulah kakak kedua yang selalu tertidur di depan televisi.

Bukannya menonton televisi malah televisi yang menonton dirinya tidur di lantai.

Ku tekan segera tombol power dan bergegas mengerjakan tugas-tugas dari sekolah.

Malam berikutnya aku pun bangun jam dua pagi.

Tetapi ku lihat saluran televisi berganti dari stasiun ke stasiun yang lainnya.

Mungkin karena hari ini libur sekolah kakakku begadang sampai pagi menunggu pertandingan liga Champion Eropa di mulai pikirku.

Dari balik sofa besar sekilas remote televisi di gerakkan naik turun ke bawah.

Memang tak ku lihat persis tangan kakak ku karena badannya memang pendek.

Sedangkan aku sendiri adalah si bungsu yang paling bongsor di antara kedua kakak-kakak ku.

Aku segera menghampirinya sambil membawa buku mata pelajaran sains yang belum ku pahami.

Ku lihat kakak tertidur pulas sementara remote itu terus melayang di depanku.

Tangan ku pun refleks mengibaskannya dengan buku di tangan.

Hingga remote itu terhempas ke bingkai foto yang tergantung di dinding rumah.

Fokus ku pun teralihkan melihat pecahan kaca berserakan di lantai.

Segera ku bereskan karena takut melukai kaki penghuni rumah ini. Aku pun mengambil foto tersebut.

Ku lihat di sana kami sekeluarga berfoto bersama kakek menghadap televisi yang menyala.

Dan kakak kedua ku saat kakek masih hidup tak pernah terlepas dari pangkuannya yang selalu mengajak nya bercerita tentang apa yang terlihat dalam tayangan televisi itu.

Ketika memasangkan bingkai foto di tempatnya kembali, remote yang terjatuh tadi ku raih lalu ku letakkan di atas sofa berwarna coklat tua.

Kemudian ku berkata “maaf ya kek, barusan aku yang salah”. Televisi pun berganti saluran sebentar lalu kemudian turn off.

Cimahi, Jum’at 29 Juli 2022

(Antologi CERMIN)