Tentang Orang Belanda Depok: Siapa Mereka?
RomansaBandung.com – Orang Belanda Depok, atau dikenal juga sebagai Kaum Depok, adalah kelompok yang memiliki akar sejarah yang unik di Indonesia.
Mereka adalah keturunan dari pekerja-pekerja yang bekerja di tanah milik Cornelis Chastelein, seorang pensiunan Perusahaan Hindia Timur Belanda yang memiliki tanah partikelir di Gemeente Depok.
Meskipun sejarah mereka dimulai dari hubungan dengan Belanda, orang-orang Belanda Depok sebenarnya adalah pribumi Indonesia yang mengadopsi gaya hidup yang dipengaruhi oleh budaya Eropa, terutama Belanda.
Awal Mula Kaum Depok
Kisah orang Belanda Depok dimulai pada abad ke-17, ketika Cornelis Chastelein, seorang petugas di pergudangan logistik milik VOC, memutuskan untuk pensiun dini pada tahun 1691.
Setelah pensiun, Chastelein membeli tanah di beberapa kawasan di Batavia, termasuk Seringsing dan Depok, dan memanfaatkannya untuk pertanian dan perkebunan.
Untuk mengelola tanahnya, Chastelein mendatangkan budak dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
Pada tahun 1714, Cornelis Chastelein meninggal dunia dan mewariskan tanahnya kepada 150 pekerjanya.
Dia juga mewasiatkan untuk memerdekakan budak-budaknya dan memberi mereka marga khusus.
Marga-marga ini, seperti Bacas, Iskah, Jacob, Jonathans, dan lain-lain, diberikan kepada budak-budak yang telah dimerdekakan.
Mereka juga mengadopsi agama Protestanisme dan memilih salah satu dari dua belas marga yang diberikan, yang mengacu pada dua belas murid Yesus.
Orang Pribumi Berbudaya Belanda
Meskipun awalnya menggunakan Bahasa Belanda Kuno sebagai bahasa sehari-hari, saat ini hanya minoritas orang Belanda Depok yang masih menggunakan bahasa tersebut.
Kebanyakan keturunan mereka lebih fasih berbahasa Indonesia.
Namun, jejak budaya Belanda masih terlihat dalam beberapa aspek kehidupan mereka, seperti arsitektur, tradisi, dan nama keluarga.
Orang Belanda Depok memiliki warisan sejarah yang kaya dan menjadi bagian integral dari keberagaman budaya Indonesia.
Meskipun akar mereka berasal dari masa kolonial Belanda, mereka telah menemukan cara untuk menyatukan identitas mereka dengan budaya lokal, menciptakan sebuah identitas yang unik dan berharga bagi Indonesia.