Romansa Bandung

Tradisi Munggahan di Bandung Lain Kini Lain Dulu

Munggahan

“Jika Dahulu Munggahan makan bersama keluarga di tempat wisata atau alam, kini masih sama sama makan namun dengan suasana restoran atau tempat makan modern.”

RomansaBandung.com – Bagi sobat romansa yang asli Bandung atau minimal orang Sunda deh… pastinya tahu lah tradisi munggahan. Klo sampe nggak kenal rasanya kebangetan banget hahaha. Yah… karena sebab musababnya tradisi munggahan ini udah jadi tradisi tahunan orang Sunda setiap menjelang datangnya bulan ramadhan. 

Munggahan sendiri asal mulanya dari kata unggah berasal dari bahasa Sunda yang artinya naik. Maksudnya naik ke bulan suci. Bulan suci yang dimaksud tak lain dan tak bukan tentu saja bulan Ramadhan. 

Orang-orang Bandung dan Sunda umumnya merayakan munggahan sebagai ungkapan rasa syukur mereka karena telah dipertemukan kembali dengan bulan suci ramadhan. Sebari berharap dosa mereka di setahun belakangan diampuni atau dihapus oleh Allah SWT.  

Lain Dulu dan Kini

Di zaman baheula (dulu) orang-orang Bandung biasa merayakan munggahan dengan makan bersama keluarga entah itu keluarga kecil yang biasanya terdiri dari anak, ibu dan ayahnya atau dengan keluarga besar. Mereka biasanya makan bersama di alam terbuka seperti tepian sawah, kebun atau taman. Ada juga yang merayakannya di tempat-tempat wisata. 

Makanan yang disajikan dalam merayakan munggahan itu biasanya hasil memasak dari para ibu-ibu di rumah sehari sebelumnya. Makanan-makanan itu lalu dibekas ke kebun, sawah atau tempat-tempat wisata. 

Nah… itu munggahan tempo dulu kalau kini tradisi ini masih tetap ada. Cuman bedanya kalau dulu sehari sebelum munggahan para ibu-ibu di rumah sibuk menyiapkan makanan guna bekal esok. Kini mereka tak perlu repot-repot dengan persoalan itu. Karena sebagian besar orang kini memilih cara yang lebih praktis. Orang-orang Bandung masih tetap merayakan munggahan dengan makan-makan tapi bedanya kini mereka makan di restoran atau warung makan modern. Jadinya cukup simpel sekali bukan.  

Tradisi Munggahan Lainnya

Munggahan juga bukan hanya bicara soal makan bersama saja tapi juga identik dengan ziarah ke makam orang tua, dan bersedekah. Yang pertama biasanya dilakukan dengan membawa kendi berisi air dan bunga-bungaan.  Tradisi ini biasanya lebih dikenal sebagai Nadran atau Nyekar. 

Orang-orang melakukan ziarah kubur biasanya beberapa hari menjelang datangnya bulan Ramadhan. Disana mereka berdoa dan membacakan doa-doa, surat yasin atau surat-surat pendek, dll. Sehabis itu barulah kendi yang berisi air dituangkan ke atas permukaan kuburan diiringi taburan bunga.