Tragedi Trowek: Kecelakaan Kereta Api Maut di Tasikmalaya
RomansaBandung.com – Pada tanggal 24 Oktober 1995, sebuah tragedi kereta api terjadi di lembah Trowek, Kampung Sarapat, Desa Dirgahayu, Kecamatan Ciawi, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kecelakaan itu mengakibatkan 20 orang tewas dan 90 orang lainnya luka berat dan ringan.
Penyebab Kecelakaan
Kereta Api Kahuripan yang melayani jurusan Jakarta–Kediri dan KA Galuh jurusan Jakarta-Banjar, yang dirangkaikan menjadi 13 gerbong, berangkat dari Stasiun Cibatu, Garut, pada pukul 23.00 WIB.
Namun, ketika melewati perbukitan di perbatasan Kabupaten Garut-Tasikmalaya, kereta api tersebut berguncang-guncang dan kecepatannya tidak berkurang.
Mendekati Stasiun Trowek, yang terletak di Desa Dirgahayu, Kecamatan Ciawi, relnya menurun dan membelok hampir setengah lingkaran.
Lokomotif pertama anjlok ke kanan menghantam tebing, dan gerbong kedua langsung loncat naik ke tebing setinggi 5 meter di kanan rel.
Gerbong ketiga anjlok ke sebelah kiri rel dan gerbong keempat menabrak tebing di kiri rel pula.


Evakuasi Para Penumpang
Penumpang yang meninggal sebagian besar yang duduk di gerbong.
Evakuasi dan upaya penyelamatan dilakukan oleh petugas Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), PMI, Kodim, Polisi, dan masyarakat setempat.
Namun, evakuasi mayat korban tidak mudah, karena selain hujan terus mengguyur, jalan menuju lokasi juga licin dan berbatu.
Penyebab kecelakaan tersebut disebabkan oleh human error, yaitu keterlambatan dalam pengereman.
Kecepatan KA diperkirakan mencapai 110 kilometer per jam, padahal maksimum kecepatan KA yang ditetapkan Perumka untuk lintasan rel di lembah Trowek itu adalah 50 kilometer per jam.
Tragedi kereta api Trowek ini masih diingat sebagai salah satu kecelakaan kereta api paling mengerikan di Indonesia.
Kecelakaan ini juga menjadi pelajaran bagi Perumka dan pemerintah untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam operasional kereta api.