Ujungberung: Dulu Lebih Luas dari Kota Bandung, Kini Kian Menyempit
RomansaBandung.com – Ujung Berung, salah satu kecamatan paling dikenal di Bandung yang dulu luasnya gede banget.
Nah, di daerah ini ada lima kelurahan, yaitu Pasirendah, Cigending, Pasirjati, Pasirwangi, dan Pasanggrahan.
Tulisan kali aku bakal sampein buat kalian Sejarah Ujungberung.
Beragam versi Sejarah Ujungberung
Konon, Ujungberung lahir karena Dipati Ukur, penguasa Tatar Ukur saat itu melarikan diri dari kejaran rombongan dari tentara Mataram.
Sampe mereka nyampe di Bojong Awi, tempat yang ditumbuhi pohon bambu lebat banget.
Jadi, walaupun dikepung orang Mataram, mereka tetep bisa nyamar dan orang Mataram kebingungan mencari keberadaan Dipati Ukur.
Bojong artinya tepian telaga, Awi artinya bambu. Jadi, Ujungberung ini kaya tepian telaga yang penuh bambu gitu deh.
Ada juga cerita lain, katanya nama Ujungberung itu dari “ujung-na nga-berung nafsu,” yang artinya akhir dari nafsu buat ngewujudin permintaan Dayang Sumbi buat nikah.
Bisa dibilang, ini macam ending happy ending gitu lah.
Dulu, Ujungberung ini gede banget, jadi batas antara Kerajaan Sunda sama Kendan. Tapi, gak ada yang pasti seberapa gedenya, soalnya sejak pertengahan abad ke-6, belum ada GPS, jadi gak ada yang bisa ukur luasannya.
Abis dibangun Jalan Raya Pos di abad ke-19, baru ada peta yang akurat. Luasannya kira-kira 43.000 ha.
Sejarahnya cukup unik, jadi dulu dibagi jadi dua, Oedjoengbroeng Kaler sama Oedjoengbroeng Kidoel. Kaler di utara, Kidoel di selatan.
Terus, ada Raffles yang ngeintroduce sistem pemerintahan distrik. Ujungberung dibagi jadi Distrik Oedjoengbroeng Koelon sama Distrik Oedjoengbroeng Wetan.
Ibukota Distrik Ujungberung Koelon pindah ke Cipaganti, sedangkan Distrik Ujungberung Wetan tetep di Ujungberung.
Sampe akhir abad ke-19, Ujungberung jadi pusat perkebunan kopi dan kina di Priangan.
Tapi, abis abad ke-20, Ujungberung mulai redup. Ada beberapa faktor sih, salah satunya karena pemerintah Belanda lebih nge-endorse nama Gemeente Bandung.
Terus, jalur kereta api Batavia-Surabaya gak lewat Ujungberung, tapi lebih memilih melalui Cicalengka aja.
Kan ada stasiun penumpang di Cicalengka, sementara Ujungberung cuma jadi stasiun buat bawa hasil perkebunan.
Wilayahnya yang kian menyempit
Abis kemerdekaan, Ujungberung makin diabaikan.
Ada surat keputusan, batas wilayahnya digeser-geser.
Terus, makin kesini, pemerintah makin nyisir Ujungberung dari peta.
Sampe akhirnya jadi kecamatan di Kota Bandung aja.
Sejarahnya menarik banget, dari yang besar jadi kecil, kayak kisah cinta yang dulu indah tapi akhirnya redup.
Dan sekarang, Ujungberung cuma jadi kenangan manis yang tersisa di Kota Bandung. Kehidupan kita sekarang di Bandung, salah satunya berasal dari sana, dari Ujung Berung.